Sukses

Soal Ledakan Manchester, PM Inggris Akan Rapat dengan Tim Cobra

Setidaknya 19 orang tewas dan 50 lainnya terluka dalam ledakan di Manchester tak lama setelah konser Ariana Grande usai.

Liputan6.com, Manchester - Konser penyanyi pop Amerika Serikat Ariana Grande yang berlangsung di Manchester Arena, Inggris, berujung tragedi. Terjadi sebuah ledakan sesaat setelah konser usai. Setidaknya 19 orang dilaporkan tewas, sementara sekitar 50 lainnya terluka.

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, pihaknya tengah bekerja untuk memastikan detail peristiwa yang terjadi.

"Kami tengah bekerja untuk menyusun detail tentang peristiwa yang sedang disikapi polisi sebagai serangan teroris yang mengerikan. Simpati kami untuk para korban dan keluarga yang terkena dampak," demikian pernyataan yang dirilis 10 Downing Street--kantor sekaligus kediaman resmi PM Inggris--seperti dilansir The Guardian, Selasa (23/5/2017).

PM May dikabarkan akan memimpin sebuah rapat darurat dengan Komite Cobra pada Selasa pagi waktu setempat. Ini adalah komite yang terdiri dari petinggi keamanan Inggris. 

Komite Cobra kerap dilabeli dewan darurat yang mendiskusikan isu-isu lintas departemen. Cobra sendiri merupakan singkatan dari Cabinet Office Briefing Room A.

Pertemuan tim ini diadakan di Downing Street, di dalam gedung Kantor Kabinet. Dalam banyak kasus, Cobra dianggap sebagai bagian dari komite kontingensi sipil, yang merencanakan tanggapan pemerintah pada masa darurat.

Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Inggris Ben Wallace telah menyerukan peningkatan kewaspadaan. Ia menyebut ledakan di Manchester Arena sebagai sebuah serangan.

"Sehubungan dengan serangan di Manchester malam ini, diharap untuk waspada dan jika Anda melihat sesuatu yang mencurigakan hubungi hotline antiteroris 0800 789123," ungkap Wallace.

Reaksi juga datang dari Wali Kota Greater Manchester Andy Burnham. Ia berkicau di media sosial Twitter, "Duka saya bagi keluarga yang kehilangan orang-orang yang dicintai, kekagumanku pada petugas layanan darurat. Sungguh malam yang mengerikan bagi kota kita."

Polisi di lokasi kejadian mengatakan masih banyak orang yang menanti dievakuasi. Kapasitas Manchester Arena sendiri diketahui mencapai 21.000 orang, ini membuatnya menjadi fasilitas area indoor terbesar di Eropa.

Sejumlah bus dimanfaatkan untuk mengevakuasi massa dari daerah tersebut, sementara itu sejumlah perusahaan taksi lokal juga menawarkan tumpangan gratis bagi mereka yang terkena dampak. Transportasi menuju atau keluar dari Manchester Arena dilaporkan cukup sulit mengingat seluruh layanan kereta dihentikan.

Steve Rotheram, Wali Kota Liverpool, berkicau bahwa putrinya berada di lokasi kejadian saat ledakan terjadi. Ia berterima kasih kepada pengemudi taksi Alpha yang bersedia menjemput kedua putrinya.

"Seluruh simpati saya bagi orang tua yang menunggu kabar dari anak-anak mereka. Ini merupakan mimpi buruk bagi para orang tua. Sangat, sangat menyedihkan," kicau Rotheram di media sosial Twitter.

Ian Hopkins, Kepala Kepolisian Greater Manchester, mengonfirmasi bahwa pihaknya menerima panggilan darurat terkait ledakan di Manchester Arena pada pukul 22.33. Peristiwa tersebut terjadi usai konser Ariana Grande.

"Saat ini 19 orang dikonfirmasi tewas dan 50 lainnya terluka. Yang terluka dirawat di enam rumah sakit di Greater Manchester," ujar Hopkins.

Ditambahkan Hopkins, "Saat ini kami menangani peristiwa ini sebagai aksi terorisme hingga kami mendapati fakta lain. Kami bekerja sama erat dengan jaringan antiterorisme nasional dan mitra intelijen Inggris."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.