Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kisah Tragis Gadis Guinea Korban Perbudakan Seksual di Australia

Gadis 17 tahun asal Guinea, Afrika Barat melarikan diri dari sebuah rumah di Australia. Ia mengaku korban perbudakan seksual.

Liputan6.com, Sydney - Seorang gadis 17 tahun asal Guinea, Afrika Barat melarikan diri dari sebuah rumah di Australia. Pengakuan mengejutkan meluncur dari bibirnya: ia mengaku dijadikan budak seks.

Korban mengaku datang ke Australia pada awal April lalu, dengan iming-iming diberi pekerjaan sebagai tenaga pembersih. Ia dibawa oleh seorang pria yang ditemuinya di Guinea pada Januari 2017.

Keduanya menuju Australia lewat Paris. Perjalanan tersebut menempuh waktu beberapa hari. Sydney menjadi lokasi pijakan pertamanya di Negeri Kanguru.

Seperti dikutip dari BBC, Jumat (19/5/2017), alih-alih mendapat pekerjaan, gadis itu justru dibawa ke sebuah rumah -- yang diyakini berada di Sydney Metropolitan -- dan menjadi objek perbudakan seksual sejumlah pria. Hingga akhirnya ia melarikan pada Kamis dini hari 27 April 2017 lalu.

Polisi dari satuan penanganan perdagangan manusia dan kejahatan seksual segera menyelidiki laporannya.

Kepada polisi, korban mengaku lari ke sebuah tempat tak dikenal, sebelum diselamatkan seorang perempuan yang membawanya ke sebuah pusat layanan masyarakat.

Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit, Royal Prince Alfred Hospital, untuk mendapatkan perawatan.

Saat ini polisi masih mencari para terduga penyerang korban, juga sosok perempuan yang menolongnya.

Perempuan itu diduga bernama 'Nicole' dan mengendarai mobil kecil berwarna merah, yang mungkin adalah hatchback.

Para penyelidik juga berharap bisa mendapatkan keterangan dari mereka yang melihat atau mendengar korban -- setelah ia lari dari rumah yang menjadi penjaranya.

"Siapapun yang memiliki informasi yang mungkin bisa membantu dalam semua aspek penyelidikan, silakah mengontak Crime Stoppers atau 131 AFP (131 237)," demikian pengumuman pihak Kepolisian Australia seperti dikutip dari News.com.au.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini