Sukses

Gaun Pengantin hingga Selendang, 8 Busana Pencabut Nyawa

Kematian bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Penyebabnya pun beragam... salah satunya adalah busana yang dipakai korban.

Liputan6.com, Jakarta - Di masa lalu pewarnaan busana kerap kali menggunakan zat beracun. Misalnya, warna hijau berasal dari arsenik. Topi  tinggi khas bangsawan pun pernah dibuat dengan zat yang mengandung zat. Semua demi gaya berbusana.

Selain perwarnaan dengan zat beracun, banyak orang berupaya dengan cara-cara ekstrem agar lebih bergaya, seakan 'rela mati' demi gaya.

Jangan heran kalau kemudian terjadi kematian terkait busana. Berikut kematian akibat busana. Liputan6.com menyarikan dari listverse.com pada Kamis (11/5/2017).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

1. Gaun Mandi Mudah Terbakar

Ilustrasi gaun mandi. (Sumber (Pexels/Samantha Passuello)

Di pagi yang dingin pada Februari 2009, seorang wanita berusia 81 tahun bernama Evelyn Rogoff tengah menyeduh teh hijau. Tapi, ketika ia mendekat ke kompor, gaun mandi longgar yang dipakainya menyambar api dan terbakar.

Karena bahannya mudah terbakar, wanita itu pun langsung terkurung api. Murray, suaminya, segera menolong dan mencoba memadamkan api, tapi pakaiannya malah ikut terbakar.

Putri mereka memasuki rumah dan menyaksikan orangtuanya dalam kobaran api, lalu ia menyiramkan air untuk memadamkan kobaran dalam dapur dan kemudian membawa orangtuanya ke rumah sakit.

Evelyn memerlukan 6 minggu di University of California San Diego Burn Center sebelum akhirnya kalah melawan cederanya, yaitu luka bakar tingkat 3 di 30 persen bagian tubuhnya. Murray meninggal beberapa bulan kemudian karena serangan jantung.

Setelah kejadian itu, gaun mandi buatan Blair Corporation itu ditarik dari peredaran. Ternyata, gaun itu terkait juga dengan 9 kematian serupa secara nasional.

3 dari 9 halaman

2. Jatuh Memakai Sepatu Hak Tinggi

Ilustrasi sepatu hak tinggi. (Sumber Pixabay/ariesa66 via Creative Commons)

Pada 2012, seorang warga terkejut melihat seorang wanita yang tidak bergerak di tangga kawasan Lower East Side dalam Manhattan, New York.

Awalnya, wanita itu diduga terjerembab ketika sedang membuang urine. Tapi, setelah tubuhnya dibalik, wajahnya berlumuran darah dan ada luka besar di lehernya.

Ketika regu penolong tiba, identitas wanita muda itu diketahui sebagai Carlisle Brigham yang baru saja menginap di apartemen temannya.

Polisi menduga korban ditebas senjata tajam karena memar pada lehernya dan banyaknya darah. Otopsi lanjutan mengungkapkan bahwa kematiannya akibat kecelakaan, bukan pembunuhan.

Kematiannya diduga terkait dengan sepatu hak tinggi yang dipakainya. Kombinasi hak sangat tinggi dengan lantai marmer licin di tangga bisa membawa maut.

Ia diduga terpeleset dan jatuh di tangga yang curam sehingga merobek dagunya yang melebar menjadi menyebabkan luka menganga di lehernya.

Dokter pemeriksanya menyimpulkan bahwa kematiannya konsisten dengan jatuhnya di tangga.

4 dari 9 halaman

3. Terbunuh oleh Bra

Ilustrasi sisipan pistol di tengah bra. (Sumber Flickr/Gerald Rich)

Sukar dipercaya, tapi kejadian ini baru pada 2015. Saat itu, Christina Bond (55) membawa senjata genggam dalam kantong bra.

Ada beberapa cara wanita menyembunyikan senjata dan persembunyian dalam kantong di depan bra menjadi salah satu cara populer belakangan ini.

Kantong pistol itu disematkan dengan kaitan di depan bra sehingga menyamarkan pistol di antara payudara. Saat kejadian, Bond bermasalah dengan kantong pistol itu ketika sedang mengatur ukuran pengkait.

Pistol miliknya malah mengarah ke wajahnya ketika ia sedang melihat ke antara payudaranya.

Pistol itu meletus dan menembak di antara dua matanya. Ia kemudian diterbangkan ke Kalamazoo Hospital, tapi meninggal sehari kemudian.

Para pakar menduga hal itu hanya bisa terjadi kalau korban tak sengaja melepaskan pistol dari cangkang pemegangnya atau jarinya meleset menuju pemicu pistol ketika menyesuaikan ukuran.

5 dari 9 halaman

4. Crinoline Terbakar

Ilustrasi gaun jenis crinoline. (Sumber Wikimedia/Charles Keene untuk ranah publik)

Crinoline – baju bersangkar – amat digandrungi di akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20. Dengan kerangka dalam berbentuk sangkar, rok besar itu tetap menjaga bentuknya sesuai rancangan.

Gaun jenis itu kerap menjadi penyebab terjengkangnya wanita pemakainya kalau duduk secara kurang hati-hati dan gaun itu ditengarai menjadi penyebab kira-kira 3 ribu kematian pada masa puncak kejayaannya.

Crinoline juga terkadang tersangkut pada jari-jari roda kereta kuda, sehingga wanita pemakainya terseret di jalan.

Gaun itu juga dicurigai menjadi cara menyembunyikan kehamilan tak diinginkan agar wanita pemakainya leluasa membuang bayi yang tidak diinginkan.

Tapi, yang paling berbahaya adalah kerentanan pada kebakaran pada masa ketika perapian lazim ada di dapur dan ruang duduk.

Misalnya yang dialami oleh Emma Musson saat ia berusia 16 tahun, yang meninggal ketika kobaran dari perapian batubara di dapur menyambar gaunnya.

Tragisnya, kematian cara ini cukup sering terjadi di Abad ke-19.

6 dari 9 halaman

5. Tertimpa Timbunan Pakaian

Ilustrasi baju acak-acakan. (Sumber Flickr/Laura Blankenship)

Hidup acak-acakan berakhir bencana terjadi pada 2009, menimpa suatu keluarga di Alicante, Spanyol, ketika suami, istri, dan putrinya yang berusia 12 tahun meninggal tertimpa lantai atas rumah mereka.

Lantai atas itu runtuh karena beratnya timbunan pakaian. Menurut berita-berita, pasangan suami istri tersebut menderita Diogenes Syndrome yang seringkali menjurus kepada kebiasaan menimbun pakaian.

Anak perempuan yang lebih besar selamat dari kecelakaan. Ia sedang tidur di kamar lantai atas ketika hal itu terjadi.

Setelah bangun dan mendapati lantai di bawah tumpukan baju sudah runtuh, ia melihat lengan adiknya menyembul dari timbunan dan memberitahu pihak berwenang.

7 dari 9 halaman

6. Gaun Pengantin yang Mematikan

Ilustrasi pasangan melakukan tantangan 'trash your wedding dress.' (Sumber Wikimedia/Casa Fragma via Creative Commons)

Maria Pantzapolous ingin sekedar bersenang-senang dan latah dengan tantangan "rusaklah pakaianmu" yang merebak di dunia maya. Tantangannya adalah agar pengantin wanita "merusak" gaun mahal pernikahan dengan harapan agar terlihat seperti pengambilan foto bergaya tinggi.

Yang menjadi populer adalah berenang atau berendam dalam air. Pantzapolous mencoba meraih hasil yang sama ketika ia melompat ke dalam air di Rawdon Falls di Quebec, Kanada, pada Agustus 2012.

Karena tidak menyadari derasnya arus Rawdon Falls, Pantzapolous meminta juru foto agar mengambil gambar saat itu ia berenang mengenakan gaun pernikahan.

Gaun itu menjadi sangat berat dan beberapa lapisan tersedot ke dalam arus air ketika wanita itu kewalahan dengan beratnya.

Mendadak, arus di sana mulai menyeret wanita mungil itu menuju hilir. Upaya penyelamatan oleh juru foto sia-sia karena air juga mulai menenggelamkan si juru foto.

Wanita itu kemudian menyerah kepada arus. Jasadnya ditemukan di hilir sungai 2 jam kemudian.

8 dari 9 halaman

7. Tercekik Selendang

Isadora Duncan. (Sumber Wikimedia/Otto Wegener untuk ranah publik)

Isadora Duncan adalah seorang penari dan koreografer terkenal di peralihan Abad ke-20. Ia juga menjadi contoh terkenal seseorang yang meninggal karena busana.

Duncan terkenal karena beberapa hal dalam hidupnya, termasuk sebagai "ibu seni tari modern." Cara pikirnya yang bebas dan acuh terhadap nilai kemurnian menjadi kekaguman publik, demikian juga dengan kehidupan pribadinya yang penuh tragedi.

Selain tarian, Duncan terkenal dengan pandangannya yang feminis dan komunis. Ia terang-terangan mengaku sebagai seorang ateis dan biseksual, serta doyan alkohol.

Pada 1927, ketika sedang berkendara dalam mobil bersama seorang teman, selendang panjang yang dipakainya tersangkut di roda sehingga menariknya keluar dari mobil. Lehernya pun patah.

Kejadian itu bukan pertama kalinya kematian karena selendang, tapi termasuk yang paling terkenal. Bisa dibilang, ia paling terkenal justru karena kematiannya dengan cara itu.

Dengan demikian, ketika ada orang sesudahnya yang meninggal karena cara yang sama, cara kematian itu dikenal sebagai "gejala selendang panjang" dan juga "gejala Isadora Duncan."

9 dari 9 halaman

8. Tergantung Jemuran Pakaian

Ilustrasi tali dan jepitan jemuran. (Sumber Max Pixel via Creative Commons)

Ada suatu kejadian yang mungkin teraneh belakangan ini. Seorang pria meninggal dunia karena tergantung di jemuran pakaian. Pada 2011, Brian Depledge, seorang ayah dua anak, ditemukan meninggal dunia di rumahnya.

Ia diduga terpeleset tumpuan kaki dan jatuh ke belakang. Leher dan kepalanya pun terjebak di antara tali-tali tiang jemuran yang kemudian runtuh menimpanya.

Menurut pihak berwenang, korban diduga sempat meronta-ronta berusaha melepaskan diri tapi tali-tali jemuran itu malah makin erat menjerat lehernya.

Apalagi pakaian-pakaian di tali paling atas masih basah sehingga semakin memberatkan kepala dan lehernya.

Menurut dokter, kemungkinan mati karena cara itu lebih langka daripada cara matinya seseorang karena tertimpa meteorit.

Dokter itu membenarkan bahwa paru-paru korban berisi cairan, suatu hal yang konsisten dengan kematian karena tercekik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.