Sukses

Soal Suriah, Trump dan Putin Capai Kata Sepakat

Baik Trump maupun Putin setuju bahwa penderitaan rakyat Suriah telah berlangsung terlalu lama dan harus segera diakhiri.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk mendesak gencatan senjata demi menghentikan perang di Suriah.

Pembicaraan via telepon keduanya merupakan yang pertama kalinya pasca-serangan udara AS ke Suriah yang terjadi kurang lebih satu bulan lalu. Serangan tersebut "menodai" hubungan kedua negara.

Baik Gedung Putih maupun Kremlin melansir pernyataan yang mengindikasikan bahwa percakapan Trump dengan Putin berlangsung produktif. Topik lain seperti Korea Utara dan waktu pertemuan keduanya juga turut dibahas.

Gedung Putih dalam pernyataannya menyebutkan, "Presiden Trump dan Presiden Putin sepakat bahwa penderitaan di Suriah telah berlangsung terlalu lama dan bahwa semua pihak harus melakukan semua yang bisa mereka lakukan untuk mengakhiri kekerasan."

"Pembicaraan berlangsung sangat baik, dan termasuk membahas zona aman atau de-eskalasi untuk mencapai perdamaian abadi bagi kemanusiaan dan banyak alasan lainnya," sebut Gedung Putih dalam keterangannya seperti dilansir BBC, Rabu (3/5/2017).

Sementara itu Kremlin menyatakan, Trump dan Putin setuju meningkatkan upaya demi menemukan cara untuk mewujudkan gencatan senjata.

"Tujuannya adalah untuk menciptakan kondisi bagi proses resolusi nyata di Suriah," sebut Kremlin.

Gedung Putih juga mengatakan, Trump dan Putin telah bicara tentang "bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan situasi yang sangat berbahaya di Korea Utara.".

Program rudal dan nuklir Korut dilihat sebagai pemicu ketegangan di kawasan Asia Pasifik. Pekan lalu, Trump sempat mengatakan bahwa "konflik besar" bisa saja terjadi.

Kremlin juga angkat bicara soal Korut. "Situasi yang sangat berbahaya di Semenanjung Korea dibahas secara detail. Vladimir Putin menyerukan agar menahan diri dan dikuranginya tensi."

Trump dan Putin akan bertatap muka untuk pertama kalinya pada awal Juli mendatang, tepatnya pada momen KTT G20 di Hamburg, Jerman.

Serangan udara AS ke Suriah sempat membuat hubungan Washington-Moskow panas. Trump memerintahkan serangan udara tersebut setelah terjadi serangan kimia yang ia tuding dilakukan oleh rezim Presiden Bashar al-Assad.

Rusia sendiri menuduh pemberontak sebagai dalang di balik serangan kimia yang menewaskan lebih dari 80 warga sipil di Idlib.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.