Sukses

Remaja Israel Dituduh Jadi Dalang Bom Hoax ke Komunitas Yahudi AS

Remaja Israel itu juga dituduh mengancam akan menculik dan membunuh anak-anak mantan pejabat CIA dan Pentagon.

Liputan6.com, Tel Aviv - Seorang remaja Israel ditangkap karena diduga membuat ancaman bom terhadap pusat-pusat Yahudi di AS. Kini ia menghadapi tuduhan terkait kejahatan online termasuk ribuan tipuan di seluruh dunia. Hal itu terungkap lewat sebuah dakwaan yang diajukan ke pengadilan Tel Aviv.

Pemuda berusia 18 tahun, yang diidentifikasi oleh jaksa AS sebagai Michael Kadar, menghadapi tuduhan membuat ancaman untuk keuntungan finansial, pencucian uang dan percobaan pemerasan terhadap senator AS Ernesto Lopez. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (25/4/2017).

Rincian tuduhan yang dihadapi oleh remaja tersebut, seorang warga AS-Israel yang tinggal di kota pesisir Ashkelon, muncul karena Israel mungkin akan menentang ekstradisinya ke AS, di mana banyak kejahatan tersebut diduga dilakukan.

Dakwaan Israel mencakup tuduhan bahwa dia membuat ancaman terhadap sekitar 2.000 institusi di seluruh dunia dengan menggunakan teknologi canggih untuk menutupi suaranya dan alamat IPnya.

Kadar ditangkap bulan lalu di Ashkelon, setelah dilakukan penyelidikan bersama oleh pihak berwenang Israel dan AS, termasuk FBI.

Ancaman terhadap target termasuk kantor diplomatik Israel, sekolah, pusat perbelanjaan, lembaga penegak hukum, rumah sakit dan maskapai penerbangan menyebabkan kekhawatiran meningkatnya antisemitisme di AS.

Surat dakwaan tersebut mengatakan bahwa setelah Lopez, seorang senator dari Delaware dari Partai Republik, yang mengkritik gelombang ancaman, Kadar mengancamnya untuk menuntut pembayaran di bitcoin atau menghadapi tuduhan di internet. Ketika Lopez tidak menanggapi, Kadar memesan obat-obatan secara online untuk dikirim ke rumah senator.

Kadar secara terpisah dituduh mengancam akan menculik dan membunuh anak-anak mantan pejabat CIA dan Pentagon.

Selain ancaman bom ke pusat Yahudi, dakwaan tersebut mengatakan bahwa Kadar membuat sebuah ancaman bom terhadap sebuah pesawat El-Al ke Israel yang memicu jet tempur untuk melacak, dan mengancam sebuah bandara Kanada, yang mengharuskan penumpang untuk turun dalam slide darurat. Enam orang terluka.

Dia juga dituduh mengancam penerbangan Virgin yang akibatnya harus membuang delapan ton bahan bakar sebelum mendarat, dan mengancam sebuah pesawat yang digunakan oleh Boston Celtics NBA.

 Warga melihat batu nisan Yahudi yang rusak usai serangan vandalisme di Chesed Shel Emeth Cemetery di University City, St Louis, Missouri, (21/2). Setidaknya lebih dari 100 batu nisan rusak di pekuburan itu. (Robert Cohen /St. Louis Post-Dispatch via AP)

Laporan di media Israel telah menuduh Kadar menerima pembayaran untuk beberapa ancaman bom dari siswa yang menginginkan ujian ditunda. Dia dilaporkan memiliki hampir US$ 500.000 di akun bitcoinnya pada saat penangkapannya.

Surat dakwaan tersebut mengatakan bahwa dia mencatat biaya yang ditetapkan untuk panggilan ke kantor polisi, sekolah atau bandara.

Surat dakwaan Israel dilakukan tiga hari setelah Departemen Kehakiman AS membawa 32 tuntutan terhadap Kadar, termasuk menyampaikan informasi palsu kepada polisi, cyberstalking, dan membuat ancaman kepada sekitar 200 institusi.

Sebuah surat dakwaan diajukan di pengadilan Florida pada hari Jumat menuduh remaja tersebut melakukan ancaman lewat telepon - dengan suaranya yang menyamar terdengar seperti seorang wanita - menggambarkan secara rinci bagaimana anak-anak dibunuh di pusat-pusat Yahudi AS.

Aksi itu menghubungkan Kadar dengan setidaknya 245 telepon yang mengancam dengan nada sama antara 4 Januari dan 7 Maret 2017, yang menargetkan pusat komunitas Yahudi di Amerika Serikat.

Jaksa Agung AS, Jeff Sessions, menggambarkan bahwa ancaman telepon tersebut bertanggung jawab atas "ancaman kekerasan yang menanamkan teror pada komunitas Yahudi dan masyarakat lainnya di seluruh negeri ini".

Media Israel telah melaporkan bahwa kementerian kehakiman negara tersebut, yang telah terlibat dalam pembicaraan dengan pejabat peradilan AS, mungkin tidak akan menyetujui ekstradisinya karena keseriusan dakwaan yang telah dia hadapi di Israel.

Pengacaranya, Shira Nir, mengatakan bahwa dia bermaksud untuk membantah bahwa remaja - yang diklaim memiliki autisme dan tumor otak - seharusnya tidak dianggap kompeten secara hukum.

"Tidak terpikirkan bahwa seorang pemuda yang benar dalam pikirannya dengan keterampilan mental ini akan mempertimbangkan untuk melakukan sebagian dari apa yang dituntut klien saya, dan jika terbukti bersalah atas tuduhan tersebut, adalah tugas kita sebagai masyarakat untuk memberinya perawatan yang dia butuhkan," kata pengacaranya.

"Saya akan meminta pengadilan untuk memberinya sanksi sebagai pengganti hukuman penjara, karena setiap hari keadaan mentalnya memburuk," lanjutnya.

Ibu Kadar kelahiran Amerika mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Channel 2 Israel bahwa anaknya tidak bisa sekolah sekolah karena tumor otak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini