Sukses

Pria yang Siarkan Penembakan di Facebook Live Tewas Bunuh Diri

Steve Stephens tewas dengan menembak dirinya sendiri di tengah kejaran aparat kepolisian.

Liputan6.com, Erie - Tersangka yang menembak seorang kakek dan ia siarkan dalam Facebook Live, tewas bunuh diri.

Steve Stephens (37) menembak Robert Godwin (74) hingga tewas. Saat kejadian, kakek itu sedang pulang ke rumah setelah makan siang Paskah di Cleveland pada 16 April 2017.

Setelah melakukan pencarian, polisi menemukan keberadaannya saat ia sedang memesan McDonald di Erie, Pennsylvania. Petugas drive-thru yang melayani Stephens, mengenali pria tersebut dan langsung menelepon 911.

Kepolisian Pennsylvania mengatakan, mereka menerima telepon dari pegawai McDonald sekitar pukul 11.00. Saat itu Stephens sedang berada di mobil Ford Fusion putih.

Menurut keterangan pegawai restoran cepat saji itu, Stephens memesan 120 McNuggets dan kentang goreng berukuran besar. Namun pegawai tersebut menahan kentang gorengnya ketika mereka memberi tahu polisi.

"Ia mengambil nugget-nya dan berkata 'Aku harus pergi', dan ia mengemudi," ujar manajer restoran tersebut, Henry Sayers.

Kepolisian Pennsylvania mengejarnya kurang dari 3 kilometer sebelum mengeksekusi taktik, termasuk menyeruduk bagian belakang mobil dan membuatnya kehilangan kontrol.

"Saat kendaraannya berputar tak kendali, Stephens mengeluarkan pistol dan menebakkan dirinya di kepala," ujar kepolisian Pennsylvania dalam sebuah pernyataan.

Hingga saat ini penyelidik masih kebingungan atas motif Stephens yang bekerja sebagai manajer kasus di sebuah fasilitas kesehatan mental anak-anak.

Dalam video Facebook lain yang diposting Stephens di hari tewasnya Godwin, ia merasa kalut dan menyalahkan utang judinya dan hubungan pribadinya yang tak baik.

Steve Stephens, pelaku penembakan seorang kakek 74 tahun yang ia siarkan ke Facebook Live (Cleveland Police via AP)

Dikutip dari BBC, Rabu (19/4/2017), keluarga Godwin -- ayah dari 10 anak dan kakek dari 14 anak -- mengatakan bahwa mereka telah memaafkan tersangka pembunuhan. Salah satu anaknya, Tanya Godwin-Baines, meminta Stephens untuk menyerah.

"Masing-masing dari kita memaafkan pembunuhnya," ujar Tanya. "Kami ingin merangkul tangan kami di sekitarnya."

"Aku memaafkanmu dan menyayangimu, dan yang paling penting, Tuhan mencintaimu. Tuhan dapat menyembuhkan pikiranmu dan menjaga jiwamu," kata Tanya kepada Stephens yang telah membunuh ayahnya dan disiarkan di Facebook Live.

Salah seorang anak korban lain, Robert Godwin Jr, juga mengatakan hal yang sama. "Steve, aku memaafkanmu...aku tak senang dengan apa yang kamu lakukan, tapi aku memaafkanmu."

Pejabat Clevelad mengumkan hadiah hingga US$ 50.000 atau sekitar Rp 664,9 juta atas informasi yang mengarahkan penangkapan tersangka.

Menyusul kejadian yang disiarkan di Facebook Live, perusahaan sosial media terbesar itu meluncurkan review prosedur setelah mendapat kritik mengapa rekaman insiden itu masih ada di situs selama berjam-jam.

Dalam konferensi tahunan Facebook di San Jose, California, Mark Zuckerberg menyatakan bela sungkawa kepada kelaurga dan rekan-rekan Robert Godwin Snr.

"Kami memiliki banyak hal yang harus dikerjakan dan kami akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk mencegah tragedi semacam ini terjadi," ujar Zuckerberg.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.