Sukses

Canggih, Tim Voli Jepang Berlatih Melawan Robot Pintar

Perangkat itu meniru penghalang (blocker), yaitu para pemain yang menghadapi hujaman bola voli dari tim penyerang.

Liputan6.com, Tsukuba - Untuk memperbaiki cara menyerang, beberapa pemain utama bola voli Jepang berlatih menggunakan sebuah robot yang meniru taktik-taktik lawan.

Robot "mesin penghalang" milik Asosiasi Bola Voli Jepang itu mencakup 3 pasang lengan robotik yang bergerak menyamping di depan jaring. Perangkat itu meniru penghalang (blocker), yaitu para pemain yang menghadapi hujaman dari tim penyerang.

"Hujaman adalah cara paling tepat guna untuk mendapatkan angka dalam permainan bola voli," kata Laura Woodruff dari Volleyball England.

"Tugas seorang penghalang adalah mencoba membuat bagian lapangan itu tidak lowong bagi penyerang, sebaliknya si penyerang harus mencoba mencari celah untuk arah hujaman bolanya."

Jika si penyerang melakukan dengan benar, maka bola melayang melewati jaring, lurus menuju ke tanah sehingga mendapatkan angka. Jika seorang penghalang menghadangnya, mereka bisa menghujam balik.

Seperti dikutip dari New Scientist pada Jumat (14/4/2017), mesin penghalang di Jepang dikembangkan secara bersama oleh para peneliti Asosiasi Bola Voli Jepang dan University of Tsukuba. Mesin itu memungkinkan seorang pelatih menjalankan program kepada lengan-lengan robot dalam beberapa ragam latihan berbeda.

Jika pelatih memandang timnya sudah lebih bisa menangani situasi dari permainan sebelumnya, maka momen itu bisa direka ulang dengan penempatan lengan-lengan robot agar berdiri di seberang anggota-anggota tim. Robot itu bahkan bisa meniru gaya taktis calon lawan.

Untuk memulainya, si pelatih menekan sebuah tombol dan lengan-lengan robot mengayun bebas ke tempat masing-masing. Mesin itu bisa bergerak 3,7 meter per detik, lebih cepat daripada kemampuan seorang pemain berpindah dari suatu posisi ke posisi lain di lapangan.

Enam pemain tim wanita Jepang menggunakan robot dalam sesi-sesi latihan mereka selama 8 hari. Beberapa pemain mengaku ada perbedaan bertanding melawan mesin dan serangan dalam permainan sesungguhnya.

Konfigurasi mesin ditetapkan sebelum serangan, sehingga robot penghalang bisa saja ada di posisi yang salah jika latihannya sedikit bergeser di lapangan.

Para peneliti berusaha mengatasi dengan dengan penambahan sensor gerakan pada mesin agar bisa secara otomatis menyesuaikan posisinya. Mereka akan memaparkan karya mereka dalam IEEE International Conference on Robotics and Automation di Singapura pada Mei nanti.

Luca Paolo Ardigò dari University of Verona, Italia, mengatakan, "Itu adalah perangkat yang sangat canggih dengan umpan balik positif dari para pemain."

Menurutnya ada baiknya jika ada penelusuran dampak sistem itu pada unjuk kerja para pemain selama satu musim latihan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini