Sukses

Militan ISIS Asal Malaysia Masuk Daftar Hitam Teroris AS

Seorang militan ISIS asal Malaysia masuk dalam daftar hitam teroris AS. Ia termasuk bagian Khatibah Nusantara.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Militan asal Malaysia yang tergabung dengan ISIS masuk dalam daftar hitam teroris Pemerintah Amerika Serikat.

Muhammad Wanndy Mohamed Jedi (26) diduga sebagai dalang di balik serangan di Selangor 2016 dan tergabung menjadi anggota ISIS. Ia masuk dalam daftar Specially Designated Global Terorist (SDGT) yang dibuat oleh US Treasury Office of Foreign Assets Control (OFAC).

Masuknya Wanndy dalam 'daftar hitam' tersebut membuat pria berusia 26 itu menjadi target bernilai tinggi yang menjadi incaran lembaga penegak hukum dunia, seperti yang diwartakan Asian Correspondent, Selasa, (11/4/2017).

Daftar SDGT yang dibuat oleh program dari OFAC's Counter Terrorism Sanctions berisi orang-orang yang memiliki riwayat aktivitas terorisme, memiliki risiko tinggi untuk terlibat dalam aktivitas terorisme, atau memberikan sokongan kepada kelompok teroris.

Wanndy diduga kuat berperan sebagai perekrut militan dan mencari pendanaan untuk kelompok teror di Malaysia dan menyalurkannya ke Suriah.

Juni 2016 lalu, Wanndy mengkoordinasikan serangan pada klub malam Movida di Selangor. Kuat dugaan bahwa Mohd Shaifful Shahril Ramli (29), pelaku yang melakukan serangan dengan melempar granat, mendapat perintah dari Wanndy.

Ramli dijatuhi hukuman 23 tahun penjara. Sementara itu, Wanndy berhasil menyembunyikan diri.

Saat persidangan Ramli, hakim persidangan sempat menyebut tentang Wanndy.

"Meski kamu tidak banyak bertemu dengan sebagian besar anggota grup Telegram, termasuk Muhammad Wanndy Mohamed Jedi, faktanya kamu telah membantu suatu aktivitas teroris. Dan itu adalah suatu tindakan yang serius," ujar sang hakim seperti yang diwartakan New Straits Times dan dikutip oleh Asian Correspondent.

Wanndy juga diduga aktif di Suriah. Ia juga disinyalir sebagai pemimpin cabang ISIS di ranah Melayu, IS Khatibah Nusantara, dan kerap menjalin hubungan dengan pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.

Pria asal 26 tahun itu juga kerap beroperasi di Facebook dengan nama pseudonim Abu Hamzah Al-Fateh. Pada akun media sosial itu, ia nampak mengetahui dan meledek mengenai daftar hitam AS dengan menulis 'akan lebih hati-hati soal pergerakan dan komunikasi.'

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.