Sukses

RI, Soekarno, dan Cerita Masa Kecil Presiden Afghanistan

Indonesia punya tempat khusus di hati presiden Afghanistan. RI ternyata merupakan bagian dari masa lalu sang Presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki tempat khusus di hati Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Saat berkunjung ke Jakarta, Ghani seperti terbawa ke masa kecilnya dulu.

Memang dia tak pernah tinggal di Indonesia. Tidak ada pula yang tahu, apakah sebelum jadi presiden ia sempat ke Tanah Air atau tidak.

Namun Indonesia begitu melekat di kenangannya. Sebabnya, ketika masih anak-anak ia pernah melihat secara langsung presiden pertama RI, Sukarno.

"Ketika Presiden Ghani masih kecil dia ikut baris menyambut Presiden Sukarno saat Presiden Soekarno berkunjung ke sana," sebut Direktur Wahid Institute, Yenny Wahid usai ikut serta dalam pertemuan dengan Ghani di Masjid Istiqlal, Kamis 6 April 2017.

"Jadi ada nostalgia pribadi, ada perasaan keterikatan secara pribadi yang dirasakan oleh Presiden Ghani," ucap putri Presiden ke-4 Indonesia Abdurahman Wahid tersebut.

Yenny menuturkan kenangan indah itu pula yang membuat Presiden Ghani sampai sekarang menyimpan kekaguman terhadap Indonesia.

Senada dengan Yenny, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasarudin Umar yang ikut berdiskusi dengan Ghani menilai, Presiden Ghani begitu mengenal Indonesia.

Hampir semua tentang Indonesia ia tahu. Bahkan sampai sejarah Masjid Istiqlal pun dipahami pria yang sempat menjabat sebagai Menteri Keuangan Afghanistan tersebut.

"Presiden Afghanistan ini tahu persis sejarahnya Istiqlal, Bandung, dan segala macam...," jelas dia.

Nasarudin menyebut, saat berbincang dengan Ghani, sang presiden mengatakan, negaranya dan Indonesia sudah seperti saudara. Pasalnya, Afghanistan merupakan negara yang pertama mengakui kemerdekaan RI.

Selain itu, Ghani berharap keberhasilan Indonesia membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang stabil di bidang politik, ekonomi, dan keamanan bisa terus dipertahankan.

Hal ini karena sebagai calon poros global bisa jadi kondisi dunia dan kawasan di masa mendatang bergantung dengan keadaan internal RI.

"Kalau di Indonesia itu aman dan baik maka Asia Tenggara juga akan bagus dan kalau Indonesia sukses maka dunia Islam juga sukses. Dan kalau indonesia sukses maka dunia Islam ini juga sukses," paparnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini