Liputan6.com, Jakarta - Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada tanggal 5 hingga 6 April 2017.
Lawatan nanti dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah penting karena untuk pertama kalinya presiden Afghanistan datang ke Tanah Air.
Baca Juga
Berkat Usulan Indonesia Serta Didukung 30 Negara, UNESCO Akui Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan
Cuaca Indonesia Hari Ini Jumat 29 Maret 2024: Langit Pagi Cerah Berawan, Siang hingga Malam Hujan Sebagian
HEADLINE: Waspada Kasus DBD di Indonesia Meningkat Drastis, Jurus Menghindarinya?
"Kunjungan ini akan membahas sejumlah hal penting kenegaraan bagi Indonesia dan Afghanistan," ujar Ferdy Pay, Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri RI, kepada awak media pada konferensi pers, Kamis, (30/3/2017).
Advertisement
Salah satu topik yang akan dibahas pada pertemuan nanti antara lain soal upaya perdamaian di negara masing-masing.
"Kedua negara punya sejarah unik untuk saling berkonsultasi untuk urusan upaya perdamaian," tambah Ferdy Pay.
Afghanistan berencana untuk berkonsultasi kepada Indonesia soal upaya resolusi konflik dalam negeri. Bagi Afghanistan, Indonesia dianggap berpengalaman dalam hal resolusi konflik dalam negeri.
"Oleh karena itu, presiden Afghanistan sangat ingin mengetahui hal-hal tersebut untuk menjadi base practice yang akan diterapkan di Afghanistan untuk mendukung proses perdamaian di sana," ungkap Ferdy Pay.Â
Selain isu perdamaian, Afghanistan juga akan berkonsultasi kepada Indonesia soal penanganan dan upaya deradikalisasi terorisme.
"Afghanistan, seperti yang diketahui, memiliki kelompok ekstremisme yang cukup banyak, dan mereka juga ingin berkonsultasi soal program deradikalisasi Indonesia," terang Ferdy Pay.
Isu ekonomi dan bisnis juga menjadi salah satu isu yang dibahas Presiden Ashraf Ghani dengan pemerintah Indonesia.Â
"Selama ini, Afghanistan banyak mengimpor produk-produk kita (Indonesia), salah satunya barang-barang konsumsi seperti makanan...pada pertemuan nanti kita akan membahas isu distribusi produk impor kita ke Afghanistan yang sempat mengalami kendala," ungkap Ferdy Pay.
Distribusi barang konsumsi Indonesia hingga ke Afghanistan harus singgah di banyak negara, seperti Pakistan, Iran, dan Dubai sebagai pihak ketiga.
Dan selama proses distribusi itu, banyak pencatatan angka impor barang Indonesia yang masuk ke Afghanistan mengalami penyusutan. Hal ini mempengaruhi data Total Trade Indonesia ke Afghanistan yang hanya berjumlah sebesar US$ 16 juta.
"Itu angka (total trade) yang kecil. Padahal angka itu dapat lebih banyak lagi," kata Ferdy.
"Pada kunjungan nanti, semua hal itu akan dibahas lebih mendalam antara Afghanistan dengan Indonesia," pungkasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.