Sukses

AS Selidiki Dugaan Serangan Pasukan Koalisi Tewaskan 200 Orang

Hingga kini proses penyelidikan masih berlangsung dan diprediksi akan selesai dalam waktu tiga hingga empat minggu.

Liputan6.com, Baghdad - Koalisi militer pimpinan Amerika Serikat di Irak mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki laporan bahwa lebih dari 200 warga sipil Irak tewas dalam sebuah serangan udara di Mosul pada 17 Maret lalu.

Pentangon mengumumkan, hasil investigasi menunjukkan bahwa serangan tersebut dilakukan koalisi pimpinan AS atas permintaan pasukan keamanan Irak. Demikian seperti dikutip dari Los Angeles Times, Senin, (27/3/2017).

Saksi mata mengatakan bahwa serangan udara itu menewaskan ratusan warga di Jalan Baghdad di kawasan Aghawat Jadidah di bagian Mosul barat pada tanggal 17 Maret lalu. Pada Jumat waktu setempat, di daerah di mana bangunan apartemen telah menjadi puing-puing, setidaknya ditemuka 50 jenazah termasuk di antaranya wanita hamil, anak-anak, dan bayi baru lahir.

Lantas pada Sabtu, sehari setelah mengumumkan bahwa insiden itu tengah diselidiki, pejabat Pentagon merilis pernyataan yang menyebut bahwa pasukan koalisi telah menargetkan anggota ISIS dan peralatan mereka di area tersebut.

"Pasukan koalisi menghormati kehidupan manusia, itulah sebabnya kami membantu mitra kami, pasukan Irak, dalam upaya untuk membebaskan negeri mereka dari kebrutalan ISIS," terang pernyataan Pentagon itu.

Jika terbukti benar, maka insiden tersebut akan menandai serangan mematikan terbaru sejak keterlibatan pasukan AS pada pertengahan 2014. Penilaian kredibilitas atas peristiwa itu diprediksi akan memakan waktu dua hingga tiga minggu.

Sebelumnya, Pentagon sendiri telah mengakui kematian 220 warga sipil dalam serangan udara pasukan koalisi di Irak dan Suriah sejak perang ISIS dimulai pada 2014. Namun kelompok pemantau independen seperti Airwars yang berbasis di London menyebut jumlah korban tewas jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 2.700 orang.

"Tujuan kami selalu nol untuk warga sipil. Namun koalisi tidak akan meninggalkan komitmen kami kepada mitra kami, pasukan Irak karena ISIS menggunakan taktik teror yang tidak manusiawi, memanfaatkan manusia sebagai perisai dan bertempur dari tempat-tempat yang dilindungi termasuk sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, dan lingkungan sipil," sebut Pentagon dalam keterangannya.

Laporan mencuat bahwa pasukan Irak telah menghentikan operasi di Mosul sebagai reaksi atas penyelidikan tersebut. Namun kabar ini segera dibantah.

"Kami tidak berhenti operasi kami. Operasi kami masih berlangsung, tapi tidak seperti sebelumnya, "kata Raed Shaker Jawdat, Kepala Polisi Federal Irak.

"Kami sekarang akan perlahan-lahan," kata Jawdat, karena kawasan Kota Tua di mana mereka telah berjuang adalah padat penduduk.

Sementara itu, militer Irak meragukan laporan yang menyebutkan serangan pasukan koalisi menewaskan lebih dari 200 warga sipil di Mosul barat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini