Sukses

Kala Nenek-Nenek India Bersekolah untuk Pertama Kalinya

Membawa sebuah tas jinjing berisi papan tulis kecil dan kapur tulis, para wanita berusia sepuh di India berbondong-bondong menuju sekolah.

Liputan6.com, Phangane - Usia sepertinya bukan halangan untuk menuntut ilmu. Hal itulah yang terjadi di Desa Phangane, India.

Sambil mengenakan seragam sekolah dan membawa sebuah tas jinjing berisi papan tulis kecil dan kapur tulis, para wanita berusia sepuh itu berbondong-bondong menuju suatu bangunan sekolah.

Di dalam sebuah ruangan, mereka terlihat antusias belajar membaca alfabet. Semangat terlihat dari raut nenek-nenek warga India yang umurnya antara 60 sampai 90 tahun.

Dilansir dari VOA News, Kamis (9/4/2017), perempuan-perempuan itu dilaporkan tak sempat belajar menulis dan membaca ketika masih muda karena pendidikan hanya diutamakan bagi anak laki-laki. Tapi kini mereka yang kebanyakan sudah menjadi janda, bisa meraih cita-cita mereka sejak kecil untuk melek huruf.

"Saya tidak pernah sekolah ketika masih kecil, tapi kini saya senang bisa belajar bersama kawan-kawan saya," kata Gulab Kedar wanita berusia 62 tahun sambil tersenyum lebar. Ia dan kawan-kawan sekelasnya mengenakan pakaian sari berwarna merah jambu.

Sekolah untuk nenek-nenek itu pada Rabu 8 Maret 2017 itu memperingati ulang tahunnya yang pertama, bersamaan dengan Hari Perempuan Internasional.

Berjalan Kaki dan Diantar Cucu

Setiap hari, ke-29 perempuan lanjut usia itu berjalan kaki dari rumah mereka di Desa Phangane Distrik Maharashtra, India ke sekolah khusus perempuan lanjut usia. Lokasinya tak begitu jauh dari kampung halaman mereka.

Cucu-cucu mereka bahkan ikut mengantarkan ke sekolah.

Dari pukul 14.00 sampai 16.00, mereka duduk bersila di lantai kelas yang beralas tikar bambu. Guru mereka, Sheetal More yang berusia 30 tahun, mengajari membaca dan berlatih menulis nama mereka dengan kapur di atas papan tulis kecil. Pelajaran ilmu hitung sederhana juga ada.

Perempuan-perempuan itu punya cerita yang hampir sama. Ketika masih kecil sampai gadis mereka tinggal di rumah membantu ibu mengurus keluarga, sementara saudara laki-laki mereka pergi ke sekolah.

Setelah menikah, mereka harus mengurus rumah dan keluarga masing-masing, sehingga tidak pernah ada kesempatan untuk belajar menulis dan membaca.

Meskipun usia legal untuk menikah bagi perempuan di India adalah 18 tahun, menurut badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, hampir setengah perempuan di sana menikah lebih muda bahkan sampai sekarang.

India memberlakukan Undang-Undang Hak Atas Pendidikan pada 2009, memberikan anak-anak dari keluarga miskin dan tidak beruntung lainnya hak atas pendidikan wajib yang gratis sampai usia 14.

Perdana Menteri Narendra Modi telah memprioritaskan pendidikan untuk anak perempuan, dalam kampanye tahun 2015 yang diberi tajuk 'Beti bachao, beti padhao' (Selamatkan Anak Perempuan, Edukasi Anak Perempuan).

Anusuya Kokedar yang berusia 65 tahun mengatakan, ia tidak bersekolah saat masih kecil.

"Senang rasanya duduk dengan perempuan-perempuan lanjut usia lainnya di desa ini dan bisa belajar. Saya bisa membuat tanda tangan sekarang, dan membaca serta menulis sedikit. Rasanya menyenangkan," jelas Kokedar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini