Sukses

Pasukan Khusus Malaysia Dikerahkan Amankan Jasad Kim Jong-nam

Penjagaan ketat diberlakukan di Hospital Kuala Lumpur, di mana jasad Kim Jong-nam disimpan.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kematian mendadak Kim Jong-nam menyeret lima negara dalam pusaran pelik: Malaysia yang menjadi lokasi kejadian, Vietnam dan Indonesia yang warganya menjadi terduga pelaku, China yang menjadi tempat tinggal korban, dan yang terakhir Korea Utara -- sebagai pihak 'tertuduh'.

Di tengah penyelidikan yang dilakukan, penjagaan ketat diberlakukan di Hospital Kuala Lumpur, di mana jasad Kim Jong-nam disimpan.

Pasukan khusus dikerahkan setelah dilaporkan ada upaya memasuki kamar jenazah di rumah sakit itu secara ilegal.

"Kami tahu ada sejumlah upaya yang dilakukan seseorang untuk memasuki kamar jenazah, kami harus melakukan tindakan pencegahan," kata Inspektur Jenderal Polisi Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar, seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (23/2/2017).

"Kami tidak akan membiarkan siapa pun mengutak-atik kamar jenazah," kata kepala kepolisian Negeri Jiran itu.

Meski mengaku mengetahui pihak-pihak yang ingin memasuki instalasi jenazah tersebut, pihak kepolisian Malaysia tak bersedia mengungkap identitas mereka.

Aparat Malaysia memasukkan lima warga Korut dalam daftar terduga pelaku pembunuhan Kim Jong-nam -- empat melarikan diri dan satu lainnya ditahan.

Belakangan, dua nama ditambahkan dalam daftar, yakni sekretaris kedua Kedubes Korea Utara di Kuala Lumpur, Hyon Kwang-song dan pegawai maskapai Koryo Air, Kim Uk-il.

"Kami telah mengajukan permintaan pada Dubes Korut untuk memungkinkan kami memeriksa mereka berdua. Kami berharap Kedutaan Korea Utara akan bekerja sama dengan kami, jika tidak, kami akan memaksa keduanya datang," kata Khalid Abu Bakar. 

Rekaman CCTV ungkap pembunuhan Kim Jong-nam.

Kim Jong-nam meninggal pada Senin 13 Februari setelah diserang dua perempuan saat menunggu pesawat yang akan membawanya ke Makau.

Rekaman kamera CCTV bandara menunjukkan, pria 45 tahun itu didekati oleh dua wanita, salah satunya menyergap dari belakang dan tampaknya membekapkan kain basah ke wajah korban.

Beberapa saat kemudian Jong-nam terlihat mencari bantuan staf bandara, yang mengarahkan dia ke klinik -- di mana ia tertangkap kamera sedang terkulai, tubuhnya merosot di kursi.

Sebuah surat kabar Malaysia memuat foto Kim Jong-nam yang sudah dalam kondisi tak berdaya di sampul depannya (News.com.au/Supplied)

Polisi Malaysia mengatakan, korban menderita kejang-kejang dan meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Diduga kuat kondisinya itu dipicu racun.

Sejak awal, pihak Seoul mengatakan, Pyongyang berada di balik pembunuhan itu. Sejumlah politisi Korea Utara mendasarkan dugaan itu pada keterangan sumber intelijen yang menyebut, Kim Jong-un memerintahkan pembunuhan atas kakak tirinya itu. 

Upaya pembunuhan yang gagal terhadap Kim Jong-nam juga dilaporkan pernah dilakukan pada 2012 lalu.

Kepolisian Malaysia yakin bahwa para terduga pelaku yang sebagian sudah ditangkap terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Inspektur Jenderal Polisi Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar membantah dalil dua terduga perempuan, dari Indonesia dan Vietnam, bahwa mereka dijebak dengan dalih melakukan lelucon pada korban.

"Tentu saja mereka tahu. Itu adalah serangan racun," kata Khalid. "Anda melihat videonya kan? Dua wanita itu bergerak, menjauhkan tangan dari wajah mereka, ke arah kamar mandi. Mereka sangat menyadari bahwa cairan itu beracun dan harus mencuci tangannya."

Khalid mengatakan, Doan Thi Huong (28) dari Vietnam dan Siti Aisyah (25) dari Indonesia, telah dilatih untuk menyemprotkan atau mengusapkan cairan itu ke korban. Keduanya diduga diberi pelatihan di Kuala Lumpur sebelum serangan di bandara.

Malaysia: Tangan Wanita Pembunuh Kim Jong-nam Berlumur Racun (AFP)

Aisyah yang pertama diduga membubuhkan cairan beracun di wajah korban, diikuti oleh Huong.

Khalid mengatakan penyidik ​Malaysia ​telah bertindak "sangat adil". Ia berharap Kedutaan Korea Utara melaksanakan kewajiban untuk membantu mereka mengungkap misteri kematian Kim Jong-nam. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini