Sukses

Ancaman Donald Trump ke Presiden Iran: Dia Sebaiknya Hati-Hati...

Donald Trump tanggapi pernyataan Presiden Hassan Rouhani. Hubungan AS dan Iran kian tegang.

Liputan6.com, Teheran - Ada 'Donald Trump' di tengah peringatan ke-38 Revolusi Islam Iran. Tentu saja, Presiden Amerika Serikat itu tak bakal sudi datang ke Negeri Para Mullah. Miliarder nyentrik itu dihadirkan lewat karikatur, poster bernada protes, serta patung yang jadi sasaran injak, juga lemparan bola dan anak panah.

Selain Trump, massa juga membawa patung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang juga jadi bulan-bulanan. Ribuan demonstran di Teheran juga meneriakkan slogan anti-AS dan negeri zionis.

Salah satu titik kumpul massa ada di Azadi Square, di mana Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan orasinya.

Menurut Rouhani, rakyatnya akan melawan musuh hingga titik darah penghabisan. Menurut dia, Iran adalah sarang 'singa', namun tak mencari permusuhan dengan pihak lain.

"Mereka harus bicara dengan bangsa Iran dengan hormat dan bermartabat," kata Rouhani.

Ia menambahkan, Iran tidak berniat memicu ketegangan di kawasan dan dunia. "Kami bersatu menghadapi bullying dan segala ancaman," kata dia seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (11/2/2017).

Sebelumnya, di depan awak media, Rouhani mengatakan, "Siapapun yang mengeluarkan kata-kata bernada ancaman, bangsa Iran akan membuat dia menyesalinya," kata dia tanpa menjelaskan lebih lanjut maksud perkataannya.

Kehadiran demonstran, dia menambahkan, merupakan respons terhadap komentar yang salah yang diucapkan para pemimpin baru di Gedung Putih. "Mereka harus berbicara dengan hormat dan tidak menggunakan bahasa yang mengancam bangsa Iran."

Peringatan Revolusi Islam digelar di Iran (AFP)

Iran dan AS sudah lama tak menjalin hubungan diplomatik, sejak mahasiswa di Teheran menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat dan menyandera 52 warga AS selama 444 hari.

Demonstrasi yang digelar di Teheran dalam rangka memperingati peristiwa 11 Februari 1979, ketika pengikut Ayatollah Ruhollah Khomeini menggulingkan Shah Iran Reza Pahlevi yang didukung AS.

Sejumlah demonstran juga merespons kebijakan imigrasi Trump, yang melarang warga dari 7 negara yang mayoritas warganya Muslim masuk AS. 

Beberapa poster berisi ungkapan terimakasih pada warga AS yang menolak kebijakan diskriminatif pemimpin negaranya. "Terima kasih pada orang Amerika karena telah mendukung Muslim."

Poster lannya, lengkap dengan gambar Donald Trump berbunyi, "Terima kasih Trump ... telah mengungkapkan wajah AS," kalimat itu mengacu pada pernyataan Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. 

Reaksi Donald Trump

Donald Trump, presiden ke-45 Amerika Serikat (Associated Press)

Sementara itu, Donald Trump merespons pernyataan Iran Hassan Rouhani dalam kemunculannya yang singkat di kabin press Air Force One -- yang membawanya dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berakhir pekan di tempat peristirahatan pribadinya di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida.

"Dia lebih baik hati-hati," kata Trump.

Ketegangan antara dua negara meningkat sejak Trump menghuni Gedung Putih. Presiden ke-45 itu berulang kali mengungkapkan penentangannya terhadap perjanjian program nuklir Iran yang disepakati pada era pemerintahan Barack Obama.

Meski demikian, hingga saat ini Trump belum mengambil langkah-langkah konkret untuk "menghancurkan" kesepakatan tersebut.

Uji coba rudal balistik yang dilakukan Iran beberapa hari lalu juga semakin memanaskan hubungan keduanya. Kendati demikian, Negeri Para Mullah itu bersikeras bahwa uji coba tersebut tidak melanggar perjanjian nuklir.

Negeri Paman Sam yang berang mengetahui peristiwa tersebut langsung bereaksi dengan menjatuhkan sanksi baru terhadap sejumlah perusahaan Iran. Trump menegaskan, Iran tengah "bermain api" dan berada dalam "pantauan" AS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.