Sukses

Ucapan Duka Cita PM Kanada ke Mendiang Fidel Castro Tuai Kritikan

Dalam ungkapan bela sungkawanya, PM Trudeau menggambarkan Fidel Castro sebagai seorang pemimpin luar biasa.

Liputan6.com, Havana - Ucapan bela sungkawa yang disampaikan oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau atas wafatnya pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro menuai kritikan. Tak hanya itu, ia bahkan dicemooh.

Pasalnya, banyak yang tak suka dengan pujian yang dilontarkan Trudeau terhadap mendiang sosok Castro. Dalam pernyataan dukanya, PM Kanada itu mengatakan turut bersedih karena telah kehilangan seorang "pemimpin yang luar biasa".

"Sementara sosoknya dianggap kontroversial, baik pendukung mau pun pengkritik Tuan Castro mengakui dedikasi luar biasa dan cintanya bagi rakyat Kuba yang memiliki kasih sayang mendalam dan abadi bagi 'el Comandante'--julukan bagi Castro," kata Trudeau seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (27/11/2016).

Orang nomor satu di Kanada itu pun menambahkan, Castro adalah "seorang revolusioner dan orator legendaris yang kematiannya meninggalkan "duka mendalam".

Castro diketahui menjalin hubungan dekat dengan ayah Trudeau yang merupakan mantan PM Kanada, Pierre Trudeau. Pemimpin revolusi Kuba tersebut merupakan sosok yang membawa selubung kehormatan pada saat pemakaman Pierre tahun 2000 silam.

Selain itu, pada tahun 1976, Pierre menjadi pemimpin NATO pertama yang mengunjungi Kuba di bawah pemerintahan Castro.

PM Kanada pun mengenang persahabatan ayahnya dengan Castro. Selain itu ia mengingat pula pertemuannya dengan ketiga putra Castro dan saudaranya, Raul yang kini menjabat sebagai presiden Kuba dalam kunjungannya ke negara itu pada awal bulan ini.

"Aku tahu, ayahku akan dengan sangat bangga memanggilnya seorang teman dan aku berkesempatan bertemu Castro ketika ayahku meninggal," jelas Trudeau.

Komentar Trudeau inilah yang disebut bernada lebih positif dibanding pemimpin Barat lainnya yang mengenang Castro melalui catatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Pernyataan PM ke-23 Kanada itu pun "melahirkan" kebingunan dan cemoohan dari sejumlah pihak. Termasuk salah satunya dari Senator Florida, Amerika Serikat (AS) keturunan Kuba, Marco Rubio.

"Apakah ini pernyataan yang sesungguhnya atau parodi? Karena, jika ini benar pernyataan yang sesungguhnya dari PM Kanada maka merupakan aib dan memalukan," cuit Rubio.

Tak lama, di Twitter pun gerakan #TrudeauEulogies yang dengan cepat menjadi tren topik. Kurang lebih, para netizen menuliskan cuitan bernada sarkasme kepada Trudeau.

Pengguna Twitter dengan akun @JJ_McCullough misalnya mencuit, "#TrudeauEulogies, hari ini kita ucapkan selamat tinggal kepada Mussolini, eks PM Italia yang dikenal atas kompetensinya dalam manajemen perkereta apian."

Mussolini adalah pemimpin Partai Fasis Nasional. Pria yang lekat dengan julukan Il Duce ini adalah diktator Italia pada era 1922-1943.

Sementara itu ungkapan Trudeau yang menyebutkan bahwa Castro merupakan presiden terlama Kuba ditanggapi sinis pemilik akun @MaximeBernier, ia mencuit, "Presiden terlama Kuba itu adalah seorang diktator."

Castro yang wafat pada usia 90 tahun memenangkan hati rakyat miskin, namun ia juga dikenal memiliki sikap kejam terhadap pihak yang berseberangan dengannya. Pria yang merupakan teman dekat dari Ernesto "Che" Guevara, tokoh revolusi Argentina itu memimpin Kuba sebagai PM pada periode 1959-1976 sebelum akhirnya menjadi presiden pada era 1976-2008.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.