Sukses

Bisa Kawin Campur dengan Manusia? Ini 7 'Prasangka' Soal Alien

Mungkin memang ada kehidupan cerdas di luar Bumi. Hingga kini alien masih jadi misteri besar yang belum terjawab.

Liputan6.com, New York - Biasanya, dalam film Hollywood, kita diperkenalkan dengan alien sebagai sosok yang "lembut, lembek, dan berlendir", demikian menurut istilah Seth Shostak, astronom senior di SETI Institute di Mountain View, negara bagian California.

Lalu, dikisahkan bahwa alien-alien itu cenderung menculik, menggerayangi, dan terbang melayang di atas kita. Bahkan, disebut-sebut ada di antara kita dalam penyamaran mereka.

Jauh di luar jangkauan Hollywood, sebenarnya alien mungkin saja memang ada. Sehingga muncul pertanyaan tentang bentuknya atau bagaimana perilaku alien ketika berhadapan dengan manusia.

Dikutip dari Live Science pada Kamis (27/10/2016), pada ahli astrobiologi menduga-duga jawaban dengan cara menggabungkan pengetahuan mereka tentang kehidupan di Bumi dengan pengertian mereka akan semesta secara keseluruhan.

Kira-kira, beginilah profil makhluk ruang angkasa tersebut:

1. Bukan Makhluk Damai?

(Sumber Universal Studios)

Stephen Hawking, ahli fisika terkemuka, pernah memberi peringatan terkait upaya manusia melakukan komunikasi radio dengan mahluk luar bumi (extraterrestrial, ET) yang malah bisa berbahaya bagi kita.

Jika alien bisa mendeteksi sinyal kita dan mampu secara teknologi datang ke mari, berarti mereka jauh lebih maju daripada kita.

Hawking mengatakan, "Saya kira hasilnya mirip seperti ketika Chritopher Columbus pertama kali menginjak benua Amerika, yang ternyata tidak terlalu baik bagi pribumi Amerika."

Tapi bagaimana kita bisa mengetahui perilaku ET, entah jahat atau sebaliknya? Menurut Shostak, kita hanya perlu mengamati di Bumi.

Agresi berkembang sebagai salah satu ciri penghuni Bumi karena hal itu membantu kita meraih dan melindungi sumber daya.

Murngkin saja alien hadir dan berkembang dalam kondisi yang jauh berbeda, tapi tekanan untuk mengamankan sumber daya yang terbatas mungkin menjadi pembentuk perilaku mereka juga.

Shostak menambahkan, "Menurut saya sumber daya itu akan terbatas di manapun di jagat raya ini."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

2. Jasa Alien Bagi Bumi?

(Sumber gilderm/sxc.hu)

Teori populer mengatakan bahwa manusia adalah hadiah alien bagi Bumi. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka dihadirkan ke sini saat planet Nibiru melintas dekat Bumi.

Planet rekaan yang belum pernah teramati oleh para ahli astronomi ini disebut-sebut melintasi pinggiran sistem tata surya dan kadang-kadang mengayun masuk.

Kata Shostak, "Setiap minggu saya menerima email yang mengatakan bahwa Homo sapiens merupakan hasil intervensi alien. Tidak jelas kenapa alien itu tertarik menghasilkan kita."

Ia menambahkan, "Saya kira orang ingin menganggap bahwa kita ini istimewa. Tapi bukankah itu yang menjerumuskan Galileo dan Copernicus dalam masalah, karena mempertanyakan keistimewaan kita? Begitulah, seandainya kita hanya seperti seekor bebek di tengah jalan, terdengar kurang keren."

3 dari 7 halaman

3. Makhluk Kebal?

(Sumber YouTube/ReliableSunPower)

Para alien yang menjadi tamu di Bumi sering digambarkan dalam fiksi ilmiah sebagai sosok yang mudah binasa.

Karena tidak memiliki kekebalan terhadap bakteri yang ada di Bumi, mereka semua mati karena infeksi. Tapi belum tentu demikian.

Kata Shostak kepada terbitan IEEE Spectrum, "Bentuk kehidupan alien tidak mau datang ke sini hanya untuk dibinaskan oleh bakteri kita, kecuali kalau mereka terhubung secara biokimia dengan manusia."

"Bakteri harus bisa melakukan interaksi secara biokima dengan mereka supaya bisa menjadi berbahaya, dan kemampuan untuk melakukan itu jauh dari kepastian."

4 dari 7 halaman

4. Memangsa Manusia?

(Sumber 20th Century Fox)

Jika patogen lokal (semisal bakteri) tidak mengenal alien itu sebagai induk semang, maka alien juga tidak melihat materi organik Bumi sebagai sumber pangan potensial.

Mereka tidak bisa mencerna kita, dan mungkin mereka pun tidak perlu menyantap kita.

Menurut Jacob Haqq-Misra, seorang ahli astronomi di Pennsylvania State University, "Suatu masyarakat yang mampu melakukan perjalanan antar bintang seperti itu seharusnya sudah mengatasi masalah perkembangan mereka sedemikian rupa sehingga mereka tidak memerlukan manusia sebagai makanan."

5 dari 7 halaman

5. Kawin dengan Manusia?

(Sumber Shutterstock)

DNA manusia tidak dapat berkombinasi dengan XYZ atau apapun yang menjadi pembentuk kehidupan alien.

"Pemikiran bahwa mereka datang untuk keperluan pembiakan itu seperti angan-angan hadirin yang tidak kurang pergaulan," kata Shostak kepada IEEE Spectrum.

"Coba bayangkan betapa kita berbiak dengan spesies lain di Bumi, padahal mereka pun punya DNA. Itu seperti orang yang mencoba berbiak dengan sebatang pohon."

6 dari 7 halaman

6.Bentuk Mirip Manusia?

(Sumber 20th Century Fox)

Dengan semakin majunya peradaban, semakin besar kecenderungan membiarkan mesin-mesin melakukan tugas-tugas yang berat, misalnya mobil menggantikan kuda, bom nuklir menggantikan pasukan infantri, drone menggantikan pesawat tempur jet.

Itu semua berkutat kepada peningkatan efisiensi. Hukum mendasar ini dapat digeneralisasi sebagai upaya makhluk-makhluk hidup untuk mengakali hukum ke dua dalam termodinamika, yaitu hukum bahwa ketidakteraturan cenderung bertambah dalam semesta ini.

Kenyataanya, "kehidupan" kadang-kadang ditentukan sebagai entitas yang berjuang untuk keteraturan.

Prinsip fisika berlaku di seluruh semesta, sehingga ras apapun diduga menjadi maju seperti caranya manusia menjadi maju, yaitu secara bertahap menjadi lebih efisien melalui temuan berupa mesin.

Pada saat ras alien sudah cukup canggih untuk berkelana di antara bintang-bintang, mereka kemungkinan melakukan melakukannya secara nyaman dari planet mereka sendiri.

Menurut Shostak, "Kemungkinan, yang pertama kali melakukan invasi adalah sejenis mesin dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence)."

7 dari 7 halaman

7. Alien Sejatinya Tidak Ada?

7. Mereka mungkin saja tidak ada

(Sumber American Museum of Natural History)

Pandangan yang cukup meluas adalah bahwa kehidupan mungkin hadir di banyak atau semua planet layak huni di semesta didasarkan kepada pengamatan bahwa kehidupan hadir secara cukup singkat di Bumi, hanya dalam ratusan juta tahun sejak terbentuknya planet ini.

Kenyataannya, kita tidak mengetahui adanya kemungkinan kejadian yang dadakan itu. Sudah beberapa dekade kita melakukan upaya, tapi belum pernah berhasil memicu awal kehidupan dalam laboratorium.

"Abiogenesis", yaitu pandangan bahwa kehidupan berasal dari zat-zat kimia tak bernyawa, bisa saja sangat jarang. Kehidupan di Bumi ini merupakan anomali.

Jika dikira tidak mungkin kehidupan hanya terjadi sekali -- yang kebetulan menjadi kehidupan kita -- sekarang kita tahu bahwa itu adalah konsepsi yang meleset.

Dua orang ahli astrofisika di Princeton University telah menerapkan analisis statistik baru menuju waktu awal pembentukan kehidupan di Bumi.

Mereka kemudian menentukan bahwa sejarah Bumi tidak bicara apapun tentang probabilitas kemunculan kehidupan di tempat lain. Alien bisa saja ada di mana-mana, atau tidak ada di manapun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini