Sukses

12 Orang Tewas dalam Serangan Kelompok Militan di Kenya

Menurut keterangan polisi, pelaku penyerangan di Mandera, Kenya, menggunakan alat peledak dan menargetkan sebuah pondok.

Liputan6.com, Mandera - Setidaknya 12 orang tewas dalam sebuah serangan di Mandera, Kenya. Polisi mengatakan, pelaku penyerangan diyakini merupakan militan asal Somalia, al-Shabab, yang menggunakan alat peledak dalam serangan pada Senin 24 Oktober 2016 malam waktu setempat.

Seperti dikutip dari BBC, Selasa (25/10/2016), peristiwa yang terjadi di kota perbatasan Kenya-Somalia itu diyakini menargetkan sebuah pondok penginapan di Mandera bagian timur laut. Itu merupakan insiden terbaru dalam serangkaian serangan mematikan yang menargetkan Umat Kristiani di wilayah dengan mayoritas Muslim.

Menurut surat kabar Daily Nation, sebanyak 10 korban tewas sedang melakukan perjalanan ke Mandera, ke panggung pertunjukan di sekolah yang berkaitan dengan buku-buku tentang kurikulum.

Pada awal bulan ini, militan al-Shabab menewaskan enam orang dalam sebuah serangan. Kelompok tersebut mengatakan, pihaknya bertujuan untuk memaksa pemeluk Agama Kristen keluar dari wilayah itu.

Menurut Abdullahi Abdi dari BBC Kenya, Mandera yang berbatasan dengan Somalia membuatnya rentan terhadap serangan militan. Kelompok radikal itu biasanya menyeberangi perbatasan dan melakukan serangan mematikan terhadap warga sipil serta aparat keamanan sebelum melarikan diri.

Muslim yang berada di wilayah tersebut semakin melihat al-Shabab sebagai ancaman, dan membuat mereka berupaya untuk makin meningkatkan hubungan baik dengan umat Kristiani yang tinggal di sana.

Al-Shabab merupakan kelompok militan asal Somalia yang berhubungan dengan Al-Qaeda.

Kelompok tersebut telah terlibat perang dengan Kenya, sejak pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 dalam upaya untuk menghancurkan mereka.

Pasukan Kenya saat ini merupakan bagian dari misi African Union di Somalia.

Al-Shabab telah kehilangan kendali mereka di sebagian besar kota Somalia dalam beberapa tahun terakhir, namun masih menduduki wilayah pedesaan di Somalia selatan dan tengah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini