Sukses

1-10-1993: Kasus 'Iblis' Penculik Gadis Cilik Ubah Hukum di AS

Hilangnya Polly sontak membuat kota kecil Petaluma di California yang damai heboh. Ratusan orang mencari gadis 12 tahun berambut ikal itu.

Liputan6.com, California - Jumat malam itu, 23 tahun lalu Polly Klass bersama dua temannya Kate dan Gillian baru saja pesta piyama.

Mereka tertidur di kamar Polly, sementara sang ibu bersama saudara perempuannya tidur di kamar sebelah.

Namun, di malam itu, keceriaan yang mereka rencanakan untuk keesokan harinya berubah menjadi mimpi buruk. Seorang asing berjanggut diam-diam masuk ke kamar Polly.

Pria itu adalah Richard Allen Davis yang memiliki sejarah kriminal termasuk kekerasan terhadap perempuan. Ia sama sekali tak memiliki keterkaitan apapun dengan Polly maupun keluarganya. Demikian dilansir dari NPR.

Ia mengancam ketiga gadis kecil itu dengan pisau agar mereka tak berteriak. Kate dan Gillian diikat dan mulutnya disumpal dengan bantal kecil, sementara Davis memilih Polly.

Davis yang kala itu berusia 39 tahun sedang menjalani bebas bersyarat dari hukuman 16 tahun penjara. Alih-alih menjadi warga patuh hukum, ia justru menculik, memperkosa dan membunuh Polly.

Negara bagian California pun menjadi sorotan karena dianggap terlalu lemah dalam menegakkan hukum.

Hilangnya Polly sontak membuat kota kecil Petaluma di California yang biasanya damai heboh. Ratusan orang mencari gadis 12 tahun berambut ikal itu.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Direktur FBI kala itu, Louis Freeh mengaku waktunya tiap hari dihabiskan dengan rapat pencarian.

Polly, gadis manis dengan senyumnya yang hangat menjadi terkenal di seluruh AS. Disebut-sebut 'America's Child' dan menjadi simbol bocah tak berdaya yang diculik saat itu.

Dua bulan kemudian, seorang perempuan yang tengah olahraga menemukan baju, celana merah, kaos dewasa dan barang-barang lainnya termasuk kondom yang tak dibuka.

Ia memanggil polisi dan tak jauh dari lokasi itu. Pada Desember, 64 hari setelah ia menculik Polly, Davis mengaku ia telah menculik dan membunuh Polly.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengubah Hukum

Hukum di California Berubah

Selama pengadilan, Davis menjadi sorotan sebagai sosok 'iblis' karena kejahatannya. Setidaknya mukanya tertera dalam pamflet 3 kandidat Partai Republik -- yang sedang maju jadi senator.

Mereka berkampanye tentang betapa negara bagian California sangat 'lembut' dalam menegakkan hukum.

Richard Allen Davis penculik dan pembunuh Polly Klass (wikipedia)

Akhirnya pada Mei 1996, saat hakim menjatuhkan hukuman kepada Davis, pria itu mengacungkan jari kedua jari tengahnya ke kamera di ruang pengadilan.

Ayah Polly, Marc Klass mengajukan class action bersama para politisi lokal untuk menerapkan hukuman 'three strike', di mana pelaku kriminal yang 3 kali melakukan kejahatan bisa diganjar hukuman seumur hidup bahkan mati.

Peraturan itu akhirnya diterapkan di negara bagian California pada 1994. Angka kriminalitas jelas menurun. Namun pada tahun 2012, sebuah studi dari UC-Riverside menemukan menurunnya kriminalistas bukan kerena UU 'three strike' itu.

Peraturan itu juga membuat dana penjara federal mencapai US$19 miliar. Dan pengadilan federal meminta California untuk menurunkan populasi di penjara karena dianggap tidak manusiawi.

Hingga kini peraturan itu masih pro dan kontra. Banyak yang meminta agar negara bagian membatalkannya.

Sementara, pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Tiongkok dan mendirikan sebuah negara komunis. Hari yang sama di tahun 1960, Nigeria merdeka dari Inggris.

Dalam bidang teknologi dan sains, pada 1 Oktober 1958, Badan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) lahir, menggantikan National Advisory Committee for Aeronautics (NACA) yang telah beroperasi selama 43 tahun.

Sementara di tahun 1964, kereta super cepat Shinkansen mulai melayani transportasi antara Tokyo dan Osaka. Lalu pemindaian otak CT atau CAT untuk kali pertamanya dilakukan di Atkinson Morley Hospital di Wimbledon, London pada tahun 1971.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.