Sukses

10 Cara Aneh dan Radikal untuk Menangkal 'Malapetaka' Dunia

Berikut 10 cara aneh dan radikal yang diklaim dapat mengatasi bencana seperti perubahan iklim hingga mencegah kiamat.

Liputan6.com, Jakarta - Planet kita, Bumi, dilanda dengan begitu banyak tantangan. Beberapa masalah memang terjadi secara alami, namun tak sedikit yang disebabkan karena ulah manusia.

Meskipun telah banyak solusi direncanakan dan dilaksanakan, namun masalah di dunia masih belum juga dapat terselesaikan secara tuntas karena jalan keluar yang dijalankan tak efektif.

Oleh karena itu, beberapa ahli dari lembaga pendidikan terkemuka dan organisasi di seluruh dunia mengajukan beberapa solusi yang tak biasa. Beberapa dia antaranya bahkan dianggap radikal dan aneh.

Mereka mengklaim dapat mengatasi bencana seperti perubahan iklim hingga mencegah kiamat.

Dikutip dari Listverse, Kamis (2/6/2016), berikut 10 radikal dan aneh yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk menyelesaikan masalah dunia.

1. Menjadi Vegetarian untuk Menghentikan Perubahan Iklim

Sayur-sayuran

Salah satu isu yang telah bertahun-tahun harus dihadapi manusia adalah perubahan iklim. Beberapa cara terkenal untuk menghentikan masalah tersebut yaitu dengan mengurangi emisi dan melakukan gaya hidup ramah lingkungan.

Namun ada satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut, yakni menjadi vegetarian. Lalu, bagaimana hal tersebut bisa berkaitan?

Pada Juli 2014, Proceeding National Academy of Sciences melaporkan bahwa aktivitas peternakan dapat menurunkan kualitas udara dan mencemari saluran air.

Bahkan PBB memperkirakan bahwa produksi peternakan menyumbang sekitar 18 persen perubahan iklim, sementara World Watch menunjuk angka lebih besar, yakni 51 persen.

Mungkin menjadi vegetarian merupakan salah satu cara efektif, namun apakah semua orang mau menerima konsep tersebut?

2. Baliho Berkeringat Penangkal Virus dari Nyamuk

Nyamuk Aedes aegypti (Reuters)

Untuk memerangi nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus Zika, dua perusahan pemasaran Brasil, NBS dan Posterscope, mengembangkan sebuah solusi, yakni baliho berkeringat.

Cara kerjanya adalah dengan menarik dan membunuh nyamuk dengan mengeluarkan asam laktat yang memiliki bau seperti keringat manusia dan karbon dioksida, hasil buang pernapasan manusia.

Baliho tersebut didesain dapat menarik nyamuk dari jarak 3 kilometer. Perusahaan pemasaran tersebut bahkan sudah kerangka kerja terperinci secara gratis agar negara dan organisasi di dunia juga dapat menggunakannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Aneh Mengatasi Pemanasan Global

3. Payung Raksasa Pencegah Pemanasan Global

Ilustrasi payung raksasa (BBC)

Membuat payung raksasa dan meluncurkannya ke angkasa luar mungkin terdengar seperti ide yang gila. Namun beberapa organisasi ternama seperti European Union, Royal Society, NASA, bahkan Intergovernmental Panel on Climate Change, melihatnya sebagai solusi layak untuk mengatasi pemanasan global.

Hal tersebut bermaksud untuk memblokir 2 hingga 4 persen sinar Matahari, seperti iklim sebelum terjadinya era industri.

Secara teori payung raksasa tersebut dapat berfungsi, namun dalam kehidupan nyata membangun struktur seperti itu dan meluncurkannya ke angkasa luar hampir tak dapat dilakukan.

4. Larva Ulat Hong Kong Pemakan Plastik

Mealworms pemakan styrofoams (news.stanford.edu)

Setiap tahun Amerika Serikat memproduksi 33 juta ton plastik, namun hanya 10 persennya yang didaur ulang. Banyaknya sampah plastik yang tak terurai di dalam tanah, menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi global.

Namun, beberapa peneliti berhasil menemukan solusi untuk masalah tersebut, yakni dengan menggunakan makhluk hidup bernama mealworms atau larva ulat Hong Kong.

Hal tersebut ditemukan oleh Jun Yang dan Yu Yang dari Beihang University dan Wei-Min Wu dari Stanford University. Mereka berkata bahwa mealworms dapat mencerna styrofoam dan jenis plastik lainnya.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa 100 mealworms dapat mengonsumsi 34-39 miligram styrofoam setiap hari. Bahkan, menurut mereka larva ulat hongkong yang mengonsumsi plastik memiliki tingkat kesehatan sama dengan mereka yang memakan dedak.

5. Pohon Plastik Palsu Penyerap Karbon Dioksida

Prototipe pohon dari plastik (Justin Strauss/City Atlas)

Untuk mengurangi jumlah karbon dioksida yang merupakan salah satu gas penyebab pemanasan global, Klaus Lackner dari Columbia Univeristy memberi usul untuk menggunakan pohon palsu terbuat dari plastik.

Menurutnya, tanaman buatan itu seribu kali lebih efisien menyerap karbon dioksida daripada pohon asli. Tak hanya itu, benda tersebut juga dapat menyerap satu ton gas rumah kaca setiap hari.

Lackner memperkirakan diperlukan 100 juta pohon plastik untuk menghapus total emisi karbon dioksida manusia. Namun, yang menjadi masalah adalah dari segi biaya, karena satu pohon plastik memerlukan biaya hingga $ 20 ribu atau sekitar Rp 273 juta.

6. Mengonsumi Serangga untuk Mencegah Bencana Kelaparan

Ilustrasi memakan serangga (BBC)

Beberapa orang berkata bahwa memakan serangga tak berbahaya, bahkan selama ribuan tahun nenek moyang kita juga telah mengonsumsi hewan tersebut. Namun orang pada zaman sekarang menganggap kebiasaan itu merupakan hal aneh.

Namun para ahli menyarankan bahwa mengonsumi serangga dapat mengatasi masalah kelaparan dunia. Pada 2013 Badan Pangan dan Pertanian PBB, FAO, merilis 200 laporan yang menunjukkan bahwa memakan serangga dapat mengurangi kekurangan dan kerawanan pangan, serta bencana kelaparan.

Tak hanya itu, beternak serangga juga lebih tak berbahaya bagi lingkungan dibanding dengan memelihara hewan ternak seperti sapi. Hal itu disebabkan karena menghasilkan gas rumah kaca yang lebih sedikit.

3 dari 3 halaman

Mencegah Kiamat

7. Pemrograman Manusia untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Ilustrasi pemrograman manusia (BBC)

Banyaknya solusi yang tak efektif untuk mengatasi perubahan iklim mendorong peneliti dari Oxford University membuat jalan keluar yang radikal, yakni mengubah manusia.

Dalam studi yang dipublikasi di jurnal Ethics, Policy, and the Environment, mereka menawarkan 4 cara. Pertama, mereka menyarankan intoleransi terhadap daging merah dan kedua membuat ukuran manusia menjadi lebih kecil.

Cara ketiga adalah dengan membuat manusia menjadi lebih cerdas agar menurunkan tingkat kelahiran. Sementara di metode terakhir mereka menyarankan untuk menambah hormon oksitosin agar manusia menjadi lebih ramah sehingga paham atas penderitaan hewan dan orang lain akibat pemanasan global.

8. Sterilisasi Massal Wanita

Ilustrasi perempuan India (Reuters)

Pada tahun 2030, diperkirakan jumlah populasi India akan melebihi China. Untuk mengontrol ledakan penduduk, pemerintah India memperkenalkan vasektomi -- salah satu cara mensterilkan pria.

Namun karena rencana tersebut ditentang karena negara itu didominasi oleh masyarakat patriarki, pemerintah menggantinya menjadi tubektomi -- pemotongan saluran indung telur sehingga sel telur tak bisa memasuki rahim untuk dibuahi.

Tubektomi di India termasuk radikal karena dilakukan dalam skala besar dan diberi insentif aneh. Menurut perkiraan, 37 persen wanita yang telah menikah di India menjalani tubektomi.

Beberapa wanita mengaku tak ingin menjalani prosedur tersebut, namun suami mereka memintanya karena tergiur akan imbalan dari pemerintah ketika melakukan tubektomi. Bagi mereka yang menjalankan prosedur tersebut, maka akan mendapatkan barang-barang berupa TV, sepeda motor, blender, bahkan mobil.

9. Memasang Lampu Jalan Berwarna Biru

Lampu jalan berwarna biru (Japan Train Videos)

Mungkin kita akan merasa aneh jika lampu jalan diganti berwarna biru. Namun pada tahun 2000 di Glasgow, Skotlandia, mereka memilih warna itu untuk memperindah pemandangan.

Secara tak sengaja, warna tersebut ternyata terbukti membantu mengurangi tindak kejahatan di jalan dan bunuh diri.

Terinspirasi hal tersebut, satuan polisi di Nara, Jepang, memasang lampu jalan berwarna biru pada tahun 2005. Secara misterius, tingkat kejahatan menurun sebanyak 9 persen.

10. Menggeser Bumi Menjauhi Matahari

Ilustrasi asteroid mendekati Bumi. (Via: telegraph.co.uk)

Salah satu konsep yang diklaim dapat menyelamatkan nasib manusia adalah dengan memindahkan orbit Bumi untuk menjauhkannya dari Matahari yang diperkirakan ukurannya akan membesar.

Hal tersebut diungkap oleh astrofisikawan dari Columbia University, Michael Hahn dan Daniel Wolf Savin.

"Jika kita meluncurkan asteroid berukuran 100 kilometer dengan orbit yang sangat dekat dengan Bumi setiap 5 ribu tahun, perlahan gravitasi itu menyebabkan Bumi menjauh dari Matahari...," ujar peneliti.

Mereka juga menyarankan untuk membangun layar Matahari raksasa, dengan diameter sedikitnya 20 kali lebih besar dari Bumi.

Secara teoritis, cara itu bisa menggeser Bumi menjauh dari Matahari dengan cara yang mirip dengan bagaimana layang-layang terbang tertiup angin.

"Strategi tersebut, pada prinsipnya, menjaga Bumi tetap menjadi zona layak huni hingga saatnya Matahari mengembang menjadi raksasa merah," jelas astrofisikawan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini