Sukses

Kantor Polisi Diserang, Rusia-Ukraina di Ambang Perang

Perdana Menteri Ukraina Oleksandr Turchynov mengatakan, negaranya saat ini sudah hampir masuk tingkat "perang" dengan Rusia.

Liputan6.com, Kiev- Beralihnya wilayah Crimea, Ukraina ke Rusia memicu ketegangan tingkat tinggi antara kedua negara. Sejumlah bentrokan terjadi. Yang terbaru, kantor polisi Ukraina diserang oleh ratusan orang pendukung Rusia.

Perdana Menteri Ukraina Oleksandr Turchynov mengatakan, negaranya saat ini sudah hampir masuk tingkat "perang" dengan Rusia. Dia geram dengan tindakan Rusia mengirim tentara ke Ukraina yang jelas bukan wilayah teritorialnya.

Ukraina kini melancarkan "operasi anti-terorisme skala penuh" sebagai respons atas penyerangan kantor polisi di Ukraina. Langkah Ukraina ini dinilai semakin membuat suasana semakin panas.

"Masalah mirip ketika ketegangan beberapa lalu terjadi di Crimea. Ini berjalan begitu cepat seperti kuda berlari," ujar Menteri Luar Negeri Belanda, seperti dimuat News.com.au, Selasa (15/4/2014).

Oleh karena itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengadakan pertemuan darurat, mengenai krisis Ukraina, setelah Kiev melancarkan operasi militer menyusul tindakan pasukan pro-Rusia yang merebut beberapa gedung pemerintah di wilayah timur.

Duta Besar Nigeria, Joy Ogwu, yang negaranya mendapat giliran memimpin Dewan tersebut, mengundang 15 anggota untuk pertemuan umum pada Senin 14 April 2014 pukul 08.00 atau pukul 01.00 GMT. Pertemuan itu semula disebut sebagai "diskusi informal" yang akan dilakukan di tempat tertutup.

Itu merupakan pertemuan ke 10 DK PBB mengenai krisis Ukraina sejak pemimpin pro-Barat meningkatkan kekuasaannya di Kiev pada Februari 2014 untuk mengatasi protes berdarah menentang keputusan rejim lama yang menolak aliansi Uni Eropa dan berbalik ke Mowkow.

Seorang diplomat Barat mengatakan, pertemuan itu diminta oleh Rusia untuk menangani kasus deklarasi Ukraina dalam operasi menentang anti-terorisme karena dapat mengancam perdamaian dan keamanan.

Tindakan presiden Ukraina Oleksandr Turchynov mendeklarasikan "operasi anti-terorisme skala penuh" dilakukan hanya sehari setelah kelompok orang bertopeng menyerbu kantor polisi dan gedung-gedung layanan keamanan.

Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Ukraina "memerangi rakyatnya sendiri" dan menghendaki agar DK PBB segera bertindak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini