Sukses

Stop BAB Sembarangan, Harfa Banten Gelar Training STBM

Guna mengoptimalkan kapasitas kerja dalam pemberdayaan masyarakat berbasis kesehatan, Harfa Banten mengadakan training metode Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Citizen6, Pandeglang: Guna mengoptimalkan kapasitas kerja dalam pemberdayaan masyarakat berbasis kesehatan, Harfa Banten mengadakan training metode Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bagi 15 relawan Harfa, di Rumah Makan S'Rizki Pandeglang.

Sebagai fasilitator, Harfa mendatangkan konsultan independen untuk pemberdayaan masyarakat Solihin Abas yang biasa mengisi pelatihan di beberapa dinas kesehatan kabupaten atau kota di Propinsi Banten Sekretaris Harfa Banten Cabang Pandeglang Indah Prihanande disela-sela pembukaan training menjelaskan pelatihan dimaksudkan agar para relawan yang telah ditempatkan di desa-desa mampu melakukan pendampingan terhadap masyarakat terutama dalam merubah perilaku kesehatan lingkungan melalui proses pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.

"Dalam konsep STBM ini adalah bagaimana merubah kebiasaan masyarakat agar 'care' terhadap kesehatan lingkungan, karena kebanyakan yang terjadi di masyarakat bukan hanya faktor ekonomi yang membuat mereka tidak memiliki sarana sanitasi dasar dirumahnya, tetapi lebih kepada karakter yang sudah turun temurun. Inilah yang paling penting dalam melakukan pendampingan secara Total," jelas Indah.

Dia mengatakan, sejak 2012 lalu, Harfa telah menempatkan para relawan di sepuluh desa pada tiga kecamatan yakni Kecamatan Saketi 2 Desa, Kecamatan Sukaresmi 3 Desa, dan Kecamatan Angsana 5 Desa.

"Kita prihatin masih banyak warga masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka lainnya. Oleh karena itu tahun 2013 Harfa Banten merancang kegiatan tema pemberantasan 'tai liar' (Stop BAB sembarangan) untuk sepuluh desa di Kabupaten Pandeglang," ungkapnya.

Ditegaskan, STBM merupakan suatu pendekatan yang diterapkan untuk memfasilitasi masyarakat dalam memahami permasalahan dan potensi peningkatan sanitasi dengan prinsip tanpa subsidi. "Karena itu diperlukan kemampuan khusus setiap fasilitator lapangan untuk melibatkan masyarakat secara total dalam proses pemicuan di tingkat masyarakat," katanya.

Pelaksanaan pelatihan digelar dalam tiga sesi kegiatan yakni pembekalan teori di ruangan Rumah Makan S’Rizki sejak Senin, (18/02/2013) dan berakhir pada Rabu (20/02/2013). Sedangkan untuk praktek lapangan di desa atau kecamatan Sukaresmi pada Kamis (21/02/2013), dan evaluasi pelatihan di lapangan pada Jumat (22/02/2013).

Pada bagian lain, Solihin Abas dalam sesi pertama pelatihan menyampaikan perihal pengertian STBM. Sanitasi total adalah kondisi suatu komunitas yang meliputi tidak BAB sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman. Selain itu juga mengelola sampah dengan benar, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. "Inilah yang disebut dengan 5 pilar STBM," paparnya.

Sementara berbasis masyarakat diartikan Solihin sebagai sebuah kegiatan pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai subjek, dengan beberapa indikator diantaranya Inisiatif yang datang harus dari masyarakat sehingga keputusan yang dibuat oleh masyarakat tidak bergantung pada  petunjuk maupun tekanan dari luar. (Ade Setiawan/YSH)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini