Sukses

Amerika hingga Arab Saudi, Ini 5 Negara yang Legalkan Senjata Api Bagi Warganya

Senjata api bisa ditemukan dan didapatkan dengan mudah jika berada di negara ini. Negara apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Senjata api memang tak bisa digunakan sembarangan orang, karena tidak semua negara mengizinkan warganya memiliki senjata api dengan mudah. Di Indonesia, untuk memiliki senjata api perlu izin khusus, berbagai macam sertifikat, hingga penyidangan calon orang yang ingin memiliki senjata api.

Hal ini dilakukan karena senjata api bisa meningkatkan angka kriminalitas dan tentunya bisa menghilangkan nyawa seseorang. Sehingga sangat sedikit orang yang memiliki senjata api di Indonesia.

Namun ternyata, di luar negeri ada beberapa negara yang melegalkan senjata api untuk masyarakat. Bahkan mereka dapat dengan mudah untuk memperoleh senjata api tanpa proses yang berbelit seperti yang ada di Indonesia.

Berikut lima negara yang melegalkan senjata api untuk warganya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Amerika Serikat

Negara yang dijuluki sebagai negara 'super power' ini menjadi salah satu negara maju yang melegalkan kepemilikian senjata api untuk warganya. Legalnya senjata api membuat tingkat kejahatan di Amerika tergolong sangat tinggi.

Semua warga bebas membeli senjata api dari jenis ringan seperti pistol laras pendek maupun yang berat seperti senapan serbu.

Dari data yang diperoleh, hampir sembilan dari 10 orang di Amerika Serikat merupakan pemilik senjata api. Dengan demikian, jika Anda kebetulan bertemu dengan penduduk Amerika Serikat, kemungkinan dia pemilik pistol atau senapan serbu.

3 dari 6 halaman

2. Swiss

Swiss menjadi salah satu negara yang terkenal dengan cokelatnya dan juga di cap sebagai negara paling aman di dunia. Negara ini memiliki tingkat kejahatan kriminal yang sangat minim.

Meskipun di cap sebagai negara yang sangat aman, ternyata Swiss melegalkan senjata api bagi penduduknya. Sekitar 45% penduduk Swiss memiliki senjata api yang tersimpan di dalam rumah mereka.

Kebanyakan dari mereka yang memiliki senjata api menggunakannya sebagai alat penunjang keamanan untuk membela diri, pertahanan, bahkan juga digunakan sebagai sarana olahraga menembak.

4 dari 6 halaman

3. Yaman

Negara Yaman adalah negara yang membebaskan jual beli senjata untuk masyarakat. Salah satu alasan senjata api dijual dengan bebas karena adanya intervensi secara besar-besaran dari Negara Arab dan sekutunya yang membuat banyak warganya tidak merasa aman dengan kondisi tersebut.

Karena keamanan tak dirasakan warga Yaman, sebagian dari warganya memilih untuk memiliki senjata api sendiri. Faktor keamanan tersebut menjadi salah satu hal yang dimanfaatkan beberapa oknum untuk menjual senjata secara bebas.

Banyak yang beranggapan dari penjualan bebas senjata api di Yaman, didonaturi oleh negara pendukungnya yaitu Iran, meski negara ini menyangkalnya. Selain Iran, beberapa anggota garis keras dan negara lainnya seperti Korea Utara, dan Rusia di sebut sebagai pemasok asupan senjata api yang di jual bebas di Yaman, untuk melawan Arab yang dibantu oleh Amerika dan Inggris.

 

5 dari 6 halaman

4. Arab Saudi

Negara yang terselimuti padang pasir ini melegalkan penduduknya untuk memiliki senjata api. Meski Arab Saudi membatasi warganya dalam kepemilikan senjata api, namun di negara ini justru warganya dapat dengan mudah memiliki atau membeli senjata api secara gampang.

Banyak orang yang memiliki senjata api di Arab Saudi, biasanya digunakan sebagai alat pertahanan keamanan untuk membela diri dari kejahatan. Namun, tak sedikit kepemilikan senjata api di Arab Saudi digunakan sebagai ajang untuk menjadi anggota militan tertentu.

Menurut survey, sekitar 35 persen masyarakat Arab Saudi memiliki senjata api. Warga Arab Saudi biasanya membeli Senjata api dari beberapa pasar gelap.

6 dari 6 halaman

5. Irak

Negara Irak menjadi negara yang tergolong penuh dengan banyak konflik-konflik di dalam internal negaranya. Maka bukana hal aneh jika warga negaranya banyak memiliki senjata api.

Berdasarkan survey dari kepemilikan senjata api di negara ini mencapai 35%. Jumlah tersebut dapat meningkat drastis jika setiap konflik yang terjadi di negara ini tidak kunjung berakhir.

Tidak berbeda dengan negara Arab lainnya, dari sebagian warganya banyak yang mengikuti gerakan separatis ekstrem yang menjadikan keharusan memiliki senjata api.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.