Sukses

Pelecehan Seksual Staf Hotel Bali ke Turis karena Kendala Bahasa?

Apa benar kasus pelecehan seksual yang dilakukan staf hotel di Bali ke seorang turis karena kendala bahasa?

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini curahan hati seorang turis wanita asal Melbourne, Australia, yang sedang berlibur di Bali menghebohkan media sosial. Pasalnya, turis bernama Aneta Baker ini mengaku mengalami pelecehan seksual oleh staf salah satu hotel tempatnya menginap di Bali. Diceritakan secara lengkap di akun Facebooknya, hal ini bermula ketika dirinya meminta refund kamar untuk semalam karena sebelumnya telah terjadi miskomunikasi.

Namun selanjutnya, hal tak terduga dialami Aneta, ketika staf hotel meminta Aneta untuk melakukan kegiatan seksual karena dirinya telah membantu Aneta melakukan refund tersebut. Hal ini mendadak sontak menjadi perbincangan netizen, apalagi Aneta menyebarkan kejadian ini di Facebook sebagai peringatan untuk yang lainnya.

Tak butuh waktu lama, menurut penuturan Aneta Baker, General Guest Services Manager hotel itu akhirnya mengetahui hal itu dan berjanji akan menetapkan sanksi pada pegawainya. Hal tersebut dibuktikan melalui posting-an Ramada Bali Sunset Road Kuta, lokasi hotel tempat Aneta menginap.

Dalam tulisannya, Ramada Bali Sunset Road telah memberlakukan sanksi dengan memberhentikan staf tersebut dari pekerjaannya. Kejadian yang terjadi pada 31 Januari 2018 lalu ini dinilai tidak pantas dan mereka meminta maaf sebesar-besarnya terhadap Aneta. Proses investigasi masih berlanjut hingga kini. Meskipun begitu, pihak hotel tidak menutup saran dan kritik untuk ke depannya demi pelayanan yang lebih baik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Karena Kendala Bahasa?

Namun, penuturan berbeda justru disampaikan oleh Jerinx, personel Superman is Dead. Dilansir dari akun Instagram pribadinya, Jerinx meminta publik untuk mendengarkan secara seksama pernyataan staf hotel tersebut pada detik ke-9. Menurut dia, staf tersebut tidak berniat untuk mengatakan b***job, melainkan voucher. Selain itu, Jerinx menilai wajah staf tersebut terlalu lempeng dan innocent.

Asumsi dari Jerinx semakin kuat tatkala membaca sebuah postingan dari akun Facebook Ditta Triwidianti yang menduga kejadian tersebut hanya salah paham antara staf hotel dan turis. Kendala bahasa bisa jadi salah satu penyebabnya. Jerinx menambahkan, persepsi antara turis dan staf hotel yang berbeda menimbulkan kesalahpahaman yang fatal.

"Kabarnya staf hotel ini sudah dipecat oleh manajemen dan penikahannya terancam gagal gara-gara kasus ini. Kasihan banget kalau ini terjadi. Jadi inget film ATONEMENT, gara gara salah persepsi, hancur sudah nasib dua anak manusia," tulis Jerinx SID di akun Instagramnya.

Sementara itu, sosok Aneta Baker yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan tersebut nyatanya bukan sosok sembarangan. Ia adalah pendiri dan owner dari kampanye yang bertajuk She is Called. Kampanye itu diwujudkan dalam sebuah situs website yang bergerak menyuarakan kemajuan dan kebebasan kaum perempuan di negaranya.

Maka tak heran apabila Aneta yang juga seorang aktivis ini getol menyuarakan pendapatnya tentang pelecehan perempuan di sebuah tulisan. Tak sekali ini ia sukses memviralkan kejadian yang merugikan kaum perempuan. Ia kerap menyampaikan pesan bagi wanita korban pelecehan seksual di luar sana.

"Tidak ada yang pantas mengalami hal ini, dan aku cukup senang itu terjadi padaku, sehingga aku bisa menyuarakan keluhan ini, mewakili mereka yang takut untuk bersuara," tulis Aneta di sebuah pernyataan.

 

Sumber: Kapanlagi.com. 

**Jadilah bagian dari Forum Liputan6.com dengan berbagi informasi terbaru dan unik melalui email: Forum@liputan6.com.    

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini