Sukses

Air Mentah Laris Dijual 800 Ribu, Malah Bisa Bikin Penyakit

Banyak alasan mengapa kita dilarang untuk minum air mentah. Alih-alih menghindarinya, perusahaan di Silicon Valley malah menjual air mentah.

Liputan6.com, Jakarta - Tenyata obesesi terhadap air minum yang dipercaya dengan beragam khasiat penyembuh, tak hanya terjadi di Indonesia saja. Kita sempat digemparkan dengan produk Kangen Water yang diklaim mampu menyembuhkan berbagai penyakit.

Di Amerika, ada gerakan kembali pada air alami tanpa pengolahan. Gerakan ini sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, fenomena aneh itu baru menjadi hits ketika tiba di Silicon Valley. Sebab, mereka punya marketing yang baik, sokongan pendanaan jutaan dolar dan didukung oleh nama-nama berpengaruh di Silicon Valley. 

Permintaan air tanpa proses filter atau air mentah sempat meroket. Ternyata banyak orang merasa penasaran, bagaimana rasanya minum air mentah tanpa menggunakan proses pengolahan dan filtrasi.

Pada toko-toko retail San Fransisco, air minum semacam Live Water bisa terjual sampai habis. “Ada kesan manis, terasa lembut di mulut, dan tidak ada rasa yang dominan,” kata salah satu manajer toko yang menjual air mentah botolan itu.

Harga yang dibandrol untuk 10 liter air Live Water senilai $36,99 sampai dengan $60.99 (sekitar hampir 500 ribu rupiah sampai dengan 800 ribu rupiah lebih). 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diproduksi dari sumber mata air murni

Di Silicon Valley, San Fransisco, tren untuk mengolah air semacam itu tengah populer. Salah satunya dikembangkan oleh perusahaan start up yang didirikan Doug Evan.

Perusahaan itu membuat produk air minum yang dinamakan Live Water. Mereka mengklaim bahwa air minum yang mereka produksi berasal di sumber mata air gunung murni. 

Sambil membeberkan fakta tentang pentingnya air murni untuk kesehatan, ternyata hal ini mampu mendorong banyak orang di Amerika untuk mengonsumsi air mentah buatan mereka.

Dalam website Live Water, perusahaan itu juga sempat menyinggung tentang air dengan tahapan filterasi yang mereka anggap tak sebaik air proses pengolahan mereka. 

Pendiri Live Water, Mukhande Singh, menyatakan bahwa dia bisa saja membuat air menjadi murni dengan teknologi reverse osmosis, tapi bukan itu intinya.

“Sebanyak 99 persen partikel jahat di air itu memang akan mati. Tapi air itu jadi air mati,” kata dia. Dia percaya bahwa air ledeng pada umumnya sudah diracuni.

“Air ledeng itu air toilet yang sudah diberi obat-obatan berbahaya, misalnya chloramine dan fluoride,” kata dia. Menurut dia, fluoride adalah obat untuk mengontrol pikiran seseorang, dan tidak ada gunanya untuk kesehatan gigi. (Catatan editor: Tidak ada bukti sains fluoride adalah pengontrol pikiran. Tapi sudah terbukti baik untuk gigi.)

 

3 dari 3 halaman

Berpotensi menyebabkan Hepatitis A

Walaupun mereka bisa membeberkan banyak klaim kesehatan pada air minum mereka, pandangan para ahli dan advokat keamanan makanan justru berkata sebaliknya.

"Hampir semua hal yang bisa membuat Anda sakit bisa ditemukan dalam air tersebut," ujar Bill Marler, pakar ahli keamanan makanan, melansir Business Insider, Kamis (4/1/2018).

Menurut Marler, kebanyakan orang tak menyadari betapa berbahayanya air mentah untuk dikonsumsi. Air yang kita minum dari aliran sungai terbersih sekali pun, tanpa melalui proses pengolahan dan penyaringan bisa mengandung feses dari hewan.

Hal ini dapat menyebarkan Giardia, atau semacam gejala seperti muntah dan diare. Parahnya dapat berujung pada aneka penyakit, salah satunya adalah Hepatitis A. Penyakit ini bisa terjadi dan tersebar melalui air yang tidak mendapat proses pengolahan.

Sehingga menjadi memungkinkan untuk bakter e.coli serta kolera untuk masuk ke dalam tubuh. Menurut Marler, orang-orang yang percaya dan mengikuti tren ini, sama saja dengan mereka yang mengonsumsi susu mentah ataupun menolak vaksin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.