Sukses

Persahabatan Anjing dan Narapidana Bantu Sembuhkan Bocah Autis

Saat tak ada yang bisa membantu bocah autis ini, siapa sangka seorang narapidana dan seekor anjing dapat menolongnya.

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda mengenal seseorang dengan autisme, Anda akan mengetahui betapa sulitnya menyesuaikan diri dengan kehidupan yang mereka jalani. Sering kali, mereka butuh perawatan khusus dan banyak kesabaran saat menghadapi situasi yang menyedihkan.

Zachary Tucker dari Colorado memiliki sindrom Asperger yang membuatnya sulit berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Ia bahkan menolak orang tuanya menyentuhnya dan terkadang mengamuk di sekolah.

Tidak ada yang menyangka bantuan bisa datang dari seorang narapidana seperti Chris Vogt. Pria ini menjalani hukuman penjara 48 tahun untuk pembunuhan tingkat dua.

Vogt didakwa pada tahun 1998 dan untuk menghabiskan waktunya, ia bekerja di penjara tersebut. Salah satu pekerjaan yang ia lakukan yakni melatih anjing dari penampungan agar bisa menjadi penuntun bagi tunarungu dan tunanetra.

Pria itu berpikir mungkin dirinya bisa membantu Zachary dan tidak ada yang menyangka apa yang mereka lakukan berdua selanjutnya.

Vogt menghabiskan waktu luangnya untuk mempelajari berbagai metode pelatihan anjing. Saat itulah, ia membaca tentang spektrum Asperger dan autisme dan menyadari bahwa ini adalah cara lain agar narapida lainnya dapat menghadapi situasi buruk mereka dan membantu seseorang yang membutuhkannya.

Zachary kemudian dipasangkan dengan salah satu anjing dilatih Vogt dan mereka menghabiskan waktu berinteraksi bersama. Kemudian, tiap akhir pekan orang tua Zach akan mengantar anaknya ke penjara untuk mempertemukan anaknya dengan Vogt dan anjingnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perubahan di Diri Zach

Setelah beberapa kali pertemuan, mulai tampak perubahan pada diri bocah itu. Zach mulai pandai mengontrol emosinya, bahkan orang tuanya terkejut saat melihat Zach membiarkan Vogt memeluknya.

"Ini adalah hal yang bisa saya lakukan. Saya pernah berbuat salah dan semoga ini dapat menebus kesalahan tersebut," ujar Vogt yang tak dapat menahan tangis.

Pria itu menyukai interaksi dengan anak-anak dan anjing-anjingnya. Karena menurut dia, berbeda dengan orang dewasa, mereka tidak melihatnya sebagai pembunuh saat masuk dan berinteraksi dengan dirinya.

Dedikasi Vogt membuat orang tua Zach diliputi rasa syukur. Pria itu menunjukkan bahwa setiap orang bisa berubah dan memperbaiki diri mereka.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.