Sukses

Ada di Sekitar Kita, 3 Warna Ini Sebenarnya Bahaya dan Mematikan

Warna selalu ada pada setiap benda di sekitar kita. Walaupun begitu, ternyata pernah ada sejumlah warna yang dianggap berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta Warna sudah menjadi bagian yang melengkapi hidup kita sehari-hari. Mulai dari baju sampai dengan makanan, semuanya punya warna. Namun, apakah kamu tahu bahwa ternyata terdapat sejumlah warna yang mengandung racun dan dapat berbahaya.

Berikut ini merupakan sejumlah warna buatan, yang pernah tercatat sejarah karena berbahaya untuk kesehatan, melansir Ted-Ed, Minggu (15/10/2017). 

1. Warna putih

Source: wikimedia.org

Pigmen warna putih terang atau brilliant white pada mulanya dihasilkan oleh Yunani Kuno di abad ke-4 sebelum masehi. Sayangnya, pigmen warna putih ini pada awal kemunculannya punya dampak terhadap kesehatan.

Jika terlalu sering terserap langsung oleh tubuh, dapat mengakibatkan terganggunya fungsi kalsium sampai dengan tekanan darah tinggi. Walaupun demikian, pemakaian pigmen warna putih tersebut kemudian dipakai secara terus menerus selama berbad-abad.

Kemudian juga muncul warna putih sintesis seperti lead white, yang biasa digunakan dikalangan pelukis sampai abad ke-19. Untuk membuat warna lead white biasanya para pelukis mencampurkan balok putih khusus yang dihaluskan menjadi bubuk.

Warna lead white

Bubuk debu yang beterbangan dapat menghasilkan partikel debu beracun. Jika terkena kontak langsung dengan tubuh dapat berakibat penyakit painter's colic. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami keracunan logam berbahaya. Sehingga para pelukis sering kali mengeluhkan kelumpuhan, batuk, sampai dengan kebutaan. Warna putih sintesis lead white sempat digunakan oleh para pelukis impresionisme dan beredar luas di masyarakat. Kemudian warna ini dilarang untuk digunakan sejak 1970.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Warna hijau

Warna hijau sintesis muncul pada abad ke-18. Kedua warna hijau tersebut dinamakan scheel's green dan paris green. Kedua warna ini sempat menjadi populer di kalangan masayarakat sehingga digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika diselidiki lebih dalam kedua warna tersebut dihasilkan dari cupric hydrogen arsenic. Kandungan arsenik pada warna tersebut dapat beracun apabila terkena sel-sel pada tubuh. Tidak hanya berisiko kanker, penggunaan arsenik yang tinggi juga dapat menyebabkan penyakit jantung.

Source: gettyimages via www.racked.com

Alhasil pemakaian arsenik untuk warna hijau pada tekstil, menyebabkan pekerja pabrik seringkali meninggal karena keracunan. Wanita yang menggunakan pakaian dengan warna tersebut juga banyak yang pingsan karena terkena kontak dengan senyawa arsenik. Kutu busuk yang terdapat pada kasur juga tidak ditemukan hidup pada ruangan dengan ketas dinding bewarna hijau ini.

Bahkan terdapat spekulasi bahwa Napoleon meninggal karena terkena paparan arsenik dalam waktu yang lama di kamar bewarna hijaunya. Pada akhirnya warna hijau sintesis ini mulai terkuak berbahaya pada tahun 1822 lalu kemudian digunakan sebagai insektisida.

Source: wizscience.com via i.ytimg.com

Pigmen warna hijau radium juga sempat digunakan oleh banyak orang. Setelah Marrie and Pierre Currie di tahun 1898 menemukan senyawa kimia radium. Radium pada awalnya diklaim sebagai kandungan yang dapat menguatkan sehingga sering kali dicampurkan dalam pasta gigi, obat, air sampai dengan makanan. Radium yang terkenal bewarna hijau bercahaya, digunakan juga pada perhiasan. Saat diteliti lebih lanjut radium punya dampak berbahaya karena adanya zat radioaktif sehingga tidak lagi digunakan pada pertengahan abad ke-20.

3 dari 3 halaman

3. Warna oranye

Warna oranye sebelum perang dunia II sering kali dtemukan pada wadah makanan yang terbuat dari keramik. Para manufaktur pembuat alat makan biasanya menggunakan bahan uranium oksida untuk menghasilkan warna merah dan oranye yang terang. Setelah meletusnya perang, muncul peraturan untuk menarik semua bahan uranium agar digunakan sebagai pengembangan teknologi senjata bom.

Sempat digunakan kembali dalam industri keramik, kandungan uranium oksida dikenal punya risiko berbahaya untuk tubuh karena mengandung zat radioaktif di dalamnya. Bahkan Badan Perlindungan Lingkungan di Amerika Serikat melarang untuk makan menggunakan wadah tersebut.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.