Sukses

Telepon Peninggalan Hitler Laku Terjual Rp 24 Miliar

Benda yang memiliki nilai sejarah tinggi, kerap menjadi incaran para kolektor.

Liputan6.com, Jakarta Benda yang memiliki nilai sejarah tinggi, kerap menjadi incaran para kolektor. Para Kolektor rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk dapat memilikinya, terlebih bagi mereka yang menggemari sejarah. Baru-baru ini sebuah telepon tua peninggalan diktator Nazi, Adolf Hitler laku terjual dengan harga mencapai Rp 24 Milyar.

Telepon tua tersebut masih memenggunakan sistem putar, dengan nomor yang melingkar di bagian telepon. Untuk menggunakannya, pengguna harus memutar nomor telepon yang ingin mereka tuju dengan memutar satu persatu nomor yang tertera di putarannya. Telepon tersebut pernah digunakan oleh Adolf Hitler untuk memberikan perintah terakhirnya dari dalam bunker persembunyiannya, saat ia merasa putus asa karena Nazi diambang kekalahan setelah terkepung tentara Uni Soviet.

Awalnya diketahui telepon tersebut berwarna hitam sebelum akhirnya dicat berwarna merah seperti saat ini, dan terdapat ukiran nama Hitler di bagiannya. Telepon tersebut ditemukan pada tahun 1945 di dalam bunker persembunyian Hitler, sesaat setelah rezim Nazi mengalami kekalahan pada Perang Dunia II. Akhirnya telepon peninggalan Hitler tersebut, berhasil terjual kepada seorang penawar anonim dalam sebuah lelang yang dilakukan oleh Alexander Historical Auctions di Chesapeake City, Maryland, Amerika Serikat.

Dilansir www.dailymail.co.uk, seorang juru bicara tempat lelang, Alexander House mengatakan, telepon tersebut dapat dikatakan sebagai senjata yang paling merusak sepanjang masa, karena telepon tersebut telah mengirim jutaan instruksi pembunuhan yang disampaikan Hitler kepada para jendralnya di medan perang. “Telepon itu bisa dibilang senjata yang paling merusak sepanjang masa, yang mengirim jutaan perintah untuk menyebabkan kematian,” ungkap juru bicara Alexander House.

Telepon Peninggalan Adolf Hitler tersebut, diketahui buatan perusahaan Siemens. Terdapat cetakan timbul dengan simbol swastika dan simbol elang di bagian telepon. Awalnya petugas Uni Soviet memberikan telepon ini ke Inggris setelah berhasil ditemukan, dan diterima oleh Brigadir Sir Ralph Rayner. Seiring waktu berjalan, telepon itu diwarisi oleh anak Rayner yang pada akhirnya memutuskan untuk melelangnya di Alexander House dan laku terjual dengan harga Rp 24 Milyar .

Penulis:

Soyid Prabowo

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.