Sukses

Ratusan Anak Lampung Tulis Surat Ajak Toleransi untuk Jokowi

Ratusan surat ini ditujukan kepada Presiden RI, Joko Widodo, agar harapan anak-anak tentang kehidupan yang rukun bisa terus terjaga.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berada di urutan 63 dari 65 negara dalam hal literasi. Angka ini menunjukkan wajah bangsa kita yang memang tidak gemar membaca, apalagi menulis. Hasil riset Harvard University, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa ada lima manfaat menulis bagi anak-anak. Mengurangi stres, belajar mengeluarkan pendapat secara bijak, belajar merangkai kata, melatih kesabaran, serta menambah ilmu dan wawasan.

Standardpen, perusahaan alat tulis asli Indonesia, melakukan gerakan mengajak anak Indonesia menulis dengan tangan melalui gerakan #AYOMENULIS dengan membagikan Satu Juta Bolpoin untuk Anak Indonesia. Bersama Motor Pustaka, Standardpen mengajak anak-anak di Lampung untuk meningkatkan minat baca tulis.

Sugeng Heriyono, penggerak Motor Pustaka Lampung, punya cerita tentang minat b​aca. Menurut dia, saat pertama kali mengenalkan pustaka, anak-anak masih bingung buku-buku ini untuk apa. “Tapi setelah dua tahun berjalan saya melihat minat baca anak-anak di Lampung tumbuh. Terbukti dengan kesetiaan mereka untuk menunggu Motor Pustaka,” ujar Sugeng.

Artinya, ujar dia, usaha untuk menumbuhkan minat baca tulis bisa terus diasah oleh lingkungan keluarga dan sekolah. “Peer (pekerjaan rumah-red) kami sekarang bagaimana meningkatkan anak-anak belajar menulis,” ujar Sugeng.

Dalam kesempatan ini, sekitar 200 anak dari delapan sekolah dasar di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, mengikuti kegiatan belajar menulis surat untuk Presiden RI. Anak-anak bercerita tentang kampungnya yang damai, Lampung yang kaya dengan potensi alam, lingkungan yang rukun baik di rumah maupun sekolah.

- 

“Pesan damai dari perspektif anak-anak ini dituliskan ke dalam surat untuk melatih mereka bahwa apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka lihat adalah sesungguhnya pesan yang bisa ditiru juga dirasakan oleh anak-anak Indonesia lainnya,” kata Nury Sybli, penggerak literasi.

Ratusan surat ini ditujukan kepada Presiden RI, Joko Widodo, agar harapan anak-anak tentang kehidupan yang rukun bisa terus terjaga. “Ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk memupuk semangat menghargai perbedaan pada anak-anak, seperti melihat banyaknya keragaman bahasa, warna-warni pakaian daerah, bervariasinya makanan sampai cara beribadah,” papar Nury.

Kegiatan menulis surat untuk Presiden ini diharapkan menjadi pengalaman yang bernilai dan menjadi tradisi bagi anak-anak dalam menulis dengan tangan. “Menulis selain mengasah kinerja otak juga dapat membantu anak-anak menjadi kreatif. Kami mengandalkan guru dan orang tua untuk dapat membantu melestarikan menulis dengan tangan,” kata Shara.

- 

Dengan adanya kegiatan menulis surat ini, kata Sugeng, diharapkan anak-anak mampu dan memahami bagaimana bertutur melalui tulisan.”Gerakan menulis dengan tangan ini sebuah terobosan yang luar biasa agar anak-anak tertarik menulis sebagaimana Motor Pustaka terus bergerak membawakan buku untuk anak-anak, ya supaya generasi yang akan datang jauh lebih punya nilai,” tandasnya.

Hal senada dikatakan Nury Sybli. “Anak-anak sekolah dasar merupakan pintu gerbang masa depan Bangsa. Orangtua, guru, kita semua mudah-mudahan bisa sama-sama mengawal masa depan pendidikan mereka,” ujarnya.

Oleh karena itu Standardpen bersama teman-teman relawan literasi ingin mengembalikan tradisi lama yang mulai ditinggalkan. “Dalam kesempatan ini, kami mengajak anak-anak & guru untuk melestarikan menulis dengan tangan yang dapat mengasah kinerja otak,” kata Nury.

Kegiatan menulis surat untuk presiden RI di Kec. Penengahan ini diikuti sekitar 200 anak dari 8 sekolah di kawasan Kalianda yang diantaranya; SDN1 Pasuruan, SDN2 Pasuruan SDN3 Pasuruan, SDN 1Klaten, SDN2 Klaten, SDN3 Klaten, SDN Tetaan, SDN1 Gayam.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini