Sukses

IYPI dan Serunya Ngobrol Pintar Bareng Kawula Muda

Pendidikan harusnya menajadi keadilan sosial, namun faktanya pendidikan justru menjadi ladang bisnis.

Citizen6, Jakarta “Ngopi Bareng Kamu” (Ngobrol Pintar Bareng Kaula Muda) merupakan diskusi rutin yang dilakukan oleh Indonesia Youth Political Institute (IYPI) setiap dua bulan sekali. Pada diskusi kali ini, tema yang diangkat adalah Komersialisasi Pendidikan Tinggi yang dihadiri beberapa aktivis pemuda seperti Presiden BEM Unnes, Perwakilan BEM Undip, Perwakilan BEM FH Undip, Perwakilan BEM FISIP Undip, HMI, HTI, KAMMI, GEMA, Founder IYPI, alumni dan anggota IYPI, serta ada pula peserta umum. Diskusi yang bertempat di Café Dje Gank lantai II Tembalang (1/4) bertujuan untuk mengkaji masalah komersialisasi pendidikan tinggi.

Menurut salah satu panitia Ngopi Bareng Kamu, Husnia, komersialisasi pendidikan tinggi diangkat menjadi tema diskusi karena terdapat dilema yang dialami siswa yang akan memasuki perguruan tinggi karena semakin tingginya harga pendidikan yang harus mereka bayar. Semakin bertambahnya perguruan tinggi negeri yang berubah status menjadi PTN-BH yang artinya memiliki otonomi untuk mengurus masalah keuangan dan tata sistemnya secara mandiri.

Dilatarbelakangi masalah ini, biaya masuk perguruan tinggi semakin mahal dan rentan menjadi ladang bisnis dengan pembangunan infrastruktur yang kurang relevan dengan Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan bangsa dan negara. Pendidikan selalu ada di sela-sela kehidupan dan menjadi tanggung jawa kita semua.

Seperti yang disampaikan Presiden BEM Unnes, pendidikan harusnya menajadi keadilan sosial, namun faktanya pendidikan justru menjadi ladang bisnis. Salah satu perwakilan dari BEM FH Undip menambahkan bahwa semua orang berhak memperoleh pendidikan seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, apa yang akan terjadi apabila pendidikan khususnya perguruan tinggi justru semakin mahal.

Dari diskusi yang berlansung selama dua jam, terdapat beberapa kesimpulan, diantaranya adalah komersialisasi pendidikan merupakan bisnis untung rugi yang terjadi di dalam ranah pendidikan, terutama di perguruan tinggi yang sudah memiliki otonomi untuk mengelola keuangan dan tata sistemnya. Para peserta diskusi tidak mempermasalahkan siapa yang salah sehingga ada komersialisasi pendidikan di perguruan tinggi. namun lebih mengkaji pada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan.

Dampak positif dengan adanya PTN-BH adalah adanya kemandirian dalam menghasilkan dan mengona dana, pendidikan semakin berkualitas, adanya perbaikan infrastruktur, muncul inovasi baru, serta kesejahteraan pegawai dapat ditingkatkan. Sedangkan dampak negatifnya adalah PTN-BH dapat dijadikan lahan bisnis yang justru hanya memperhitungkan sisi untung dan rugi dibandingkan relevansi dengan pendidikan. Selain itu, bisa terjadi pembangunan infrastruktur yang tidak relevan dengan pendidikan.

Penulis:

Lisa Mustika Berlinda

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini