Sukses

11 Praktik Seksual Aneh dari Berbagai Suku Dunia

Beberapa suku di dunia ternyata memiliki praktik seksual aneh dalam tradisi mereka. Seperti apa?

Citizen6, Jakarta Tahukah Anda, dalam berbagai kebudayaan maupun tradisi kuno, terdapat praktik aneh terkait hubungan seksual. Hal ini biasanya terjadi karena kontur wilayah, iklim, dan geografis suku-suku tersebut. Berikut beberapa praktik seksual aneh dari berbagai suku di dunia, dilansir dari Scoopwhoop, Minggu (07/02/2016).

1. Suku Sambian

Suku dari Papua Nugini ini memiliki praktik aneh dalam tradisi seksual mereka. Tradisi mereka mengharuskan anak laki-laki berusia 7-10 tahun dipisahkan dari anak perempuan. Selama periode tersebut, mereka akan menjalani tindikan, pendarahan hidung, dan harus minum air mani dari prajurit terkuat di desa.

2. Suku Trobriander

Masih dari Papua Nugini, suku yang satu ini mengajarkan pendidikan seksual kepada anak secara nyata. Dengan kata lain, anak-anak di suku Trobriander telah dibiarkan terlibat sejak usia dini. Bila anak laki-laki dilibatkan dengan aktivitas seksual pada usia 10-12 tahun, anak perempuan sejak usia 6 tahun.

3. Suku Mangaia

Dalam tradisi suku Mangaia, sebuah pulau di Samudera Pasifik Selatan, anak laki-laki berusia 13 tahun akan diajarkan untuk berhubungan seks dengan wanita yang lebih tua. Hal ini dilakukan agar mereka dapat menyenangkan pasangannya ketika menikah kelak.

4. Yunani Kuno

Pada masa Yunani kuno, identitas seksual tidak tergantung pada jenis kelamin dan preferensi. Pada masa tersebut, pria dewasa diperbolehkan mengambil pria-pria muda sebagai kekasih mereka. Tujuannya untuk meningkatkan status sosial mereka di mata masyarakat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Suku di Austria

5. Suku di Austria

Di pedesaan Austria, ada suku yang mengharuskan perempuan muda melakukan tarian ritual dengan irisan apel di ketiak mereka. Selanjutnya, irisan apel tersebut diberikan pada pria pilihannya untuk dimakan.

6. Suku Kreung

Para tetua dari suku Kreung di Kamboja membangun "pondok cinta" untuk putri remaja mereka. Selanjutnya, anak laki-laki yang berbeda akan dibiarkan menghabiskan malam di sana sampai si perempuan dapat menemukan pasangan yang cocok dan menghabiskan hidup dengan pria pilihannya.

7. Suku di Nepal

Beberapa suku Nepal di Himalaya membolehkan praktik poliandri. Pada dasarnya, semua saudara laki-laki akan berbagi satu wanita sebagai istri. Tujuannya agar mereka tidak memiliki terlalu banyak anak karena lahan pertanian mereka terbatas.

3 dari 4 halaman

Mesir Kuno

8. Mesir Kuno

Bisa dibilang, orang Mesir Kuno terobsesi dengan masturbasi. Mereka percaya, surut dan mengalirnya air di Sungai Nil disebabkan oleh Tuhan mereka yang ejakulasi. Dengan demikian, dilakukan ritual masturbasi di Sungai Nil untuk memastikan air tetap mengalir. Ritual pria bermasturbasi di depan umum tersebut biasa dilakukan saat festival Dewa Min yang mewakili kekuatan seksual Firaun.

9. Suku Wodaabe

Suku di Nigeria, Afrika Barat ini memiliki praktek unik pula. Mereka biasanya menikahkan anak-anak pada masa pertumbuhan. Akan tetapi, pada festival tahunan Gerewol, pria Wodaabe akan memakai make up dan kostum lalu mereka akan berpura-pura menculik istri orang lain. Jika berhasil, derajat mereka akan diakui oleh masyarakat umum.

4 dari 4 halaman

Suku Inis Beag

10. Suku Inis Beag

Suku yang berdiam di Inis Beag ,lepas pantai Irlandia ini menekankan agar mereka tetap memakai pakaian bahkan selama berhubungan seksual.

11. Suku Muria

Suku Muria dari Chattisgarh memiliki budaya yang sangat membebaskan hubungan seksual. Mereka memiliki asrama di mana remaja baik pria maupun wanita diajarkan untuk berlatih seks pranikah. Kadang-kadang hanya dengan satu orang, kadang-kadang dengan banyak orang. Pokoknya, mereka memberlakukan hubungan seksual tanpa menekankan ikatan emosional. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini