Sukses

Sifon, Tradisi Persetubuhan Liar Sehabis Sunat

Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa memiliki beragam ritual budaya yang aneh.

Citizen6, Jakarta Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa memiliki beragam ritual budaya yang aneh. Salah satunya seperti yang terjadi di  Suku Antoni Meto, di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Masyarakat di sini sampai sekarang masih menjalankan ritual sunat tradisional yang disebut sifon.

Sifon adalah ritual yang mengharuskan seorang pria dewasa melakukan hubungan seks setelah disunat. Masyarakat di sini percaya bahwa masa panen adalah saat yang tepat bagi para laki-laki yang sudah dewasa untuk melakukan ritual tersebut.

Para lelaki itu dianggap telah mampu melakukan hubungan seksual yang menjadi salah satu syarat sahnya ritual sunat.

Uniknyaa ritual sunat ini bisa dilakukan oleh laki-laki yang sudah menikah atau masih lajang. Ritual sunat ini dipercaya menjadikan tubuh akan sehat, bersih dan tetap muda dan tentu saja agar memperoleh kepuasan saat bercinta.

Ritual sunat dilakukan oleh tukang sunat yang biasa disebut ahelet. Seorang aheletlah yang akan memastikan bahwa ritual ini sudah sesuai dengan adat mereka.

Ritual biasanya dilakukan di sebuah sungai.  Seorang pemuda yang akan disunat diminta untuk menghitung batu sebanyak jumlah perempuan yang telah ia tiduri. Jika mereka bohong, mereka akan susah sembuhnya.

Setelah selesai,  pemuda tersebut diminta oleh ahelet berendam di sungai yang airnya mengalir agar tubuh tak terlalu banyak mengeluarkan darah. Dan proses sunat tradisional pun dilakukan menggunakan bambu.

Setelah disayat, alat kelamin pemuda itu lalu membalutnya dengan daun endemik yang hanya tumbuh di sana.  Untuk mengganti darah yang keluar, ahelet lalu meminta sang pemuda meminum darah ayam yang telah dicampur dengan air kelapa.

Terakhir adalah ritual puncak, yakni pemuda yang baru saja disunat dengan alat kelamin yang belum kering itu harus berhubungan badan dengan perempuan yang bukan isterinya.

Entahh darimana mereka mendatangkan para perempuan yang akan diajak berhubungan badan tersebut. Konon karena sulitnya mencari perempuan  maka mereka memilih perempuan yang ada dilokalisasi.

Sebenarnya sifon dianggap tidak sopan karena melanggar etika dan moral, namun masyarakat setempat berkeyakinan ritual ini harus dilestarikan. Konon menurut keyakinan mereka, jika pemuda tidak mau melakukan ritual ini, setelah disunat dia tidak akab bisa melakukan hubungan seksuall dengan perempuan. 

*dari berbagai sumber

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.