Sukses

MotoGP: Honda Tidak Ideal untuk Murid Rossi

Murid Rossi diyakini butuh adaptasi agar bisa tampil maksimal di MotoGP.

Liputan6.com, Aalst - Keberanian tim Marc VDS membawa pembalap baru di kelas elite MotoGP menuai tanda tanya besar. Apa yang sebenarnya yang mereka inginkan dari Franco Morbidelli dan Tom Luthi?

Tim Principal Michael Bartholemy menjelaskan alasan mendasar yang membuat mereka menetapkan pilihannya kepada Morbidelli dan Luthi. Dikatakannya, tujuan tim Marc VDS sebenarnya sangat jelas karena mereka ingin mendapatkan hasil yang sama seperti yang dirasakannya saat pembalap berambut keriting keluar sebagai juara di kelas Moto2.

"Kami menginginkan peristiwa serupa terjadi di MotoGP. Karena itu, kami membuat kesepakatan dua tahun dengan Morbidelli. Kemudian untuk pembalap kedua, kami sangat ingin menjaga Jack Miller, tapi ada beberapa masalah kecil dengan HRC. Kami lantas melirik sejumlah pembalap dan itu jatuh ke tangan Tom. Intinya, saya senang dengan pilihan kami," kata Bartholemy seperti dikutip dari laman resmi MotoGP, Sabtu (20/1/2018).

Kelas Moto2 merupakan kategori yang paling sering menelurkan pembalap hebat. Akan tetapi, Bartholemy menekankan, MotoGP tidak semudah bagi pembalap menaiki tangga. Maksudnya, Morbidelli dan Luthi wajib adaptasi terlebih dahulu.

Bartholemy menambahkan, situasinya tentu berbeda jika membahas Marc Marquez, karena dia mampu beradaptasi cepat dengan RC213V.

"Perpindahan dari Moto2 ke MotoGP masih signifikan. Marc Marquez sangat kuat dari luar, tapi saya pikir pengendara biasanya membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Bagi kami, yang terpenting adalah membuat kemajuan setiap akhir pekan bersama Franco dan juga dengan Tom," kata Bartholemy.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bisa Tiru Zarco?

Franco Morbidelli, rookie MotoGP 2018. (MOHD RASFAN / AFP)

Selama pengujian di tahun lalu, Morbidelli setidaknya berhasil membius para pejabat tim Marc VDS. Ini tentu sebuah pertanda bagus, tapi masih ada pertanyaan yang menggelayuti pikiran penggemar, apakah pembalap asal Italia itu mampu meniru keberhasilan Johann Zarco?

"Saya tidak berpikir kita bisa mengharapkan hasil yang sama. Honda bukanlah motor yang ideal untuk melakukan debut pembalap. Ini bisa sulit dikendarai, dan butuh beberapa pengalaman. Tapi kemudian juga motor yang dimiliki Juara Dunia," kata Bartholemy.

"Ada 10 sepeda pabrik di grid, jadi jika Anda selesai tepat di belakang mereka, itu tidak buruk. Jika kita bisa mencapainya dengan Franco, untuk musim pertama yang pasti akan mengesankan. Dan saya ingin melihat Tom selesai di lima besar."

 

3 dari 3 halaman

Butuh Waktu

Juara dunia Moto2 2017, Franco Morbidelli. (Motorsport)

Morbidelli butuh empat tahun untuk menjadi juara di Moto2. Setelah finis di peringkat ke-11, ke-10, dan keempat, pembalap berusia 22 tahun itu akhirnya merengkuh gelar juara dunia pada musim 2017.

Dari 18 balapan, Morbidelli mampu merebut 12 podium yang delapan di antaranya adalah kemenangan. Ia mengoleksi 308 poin, unggul 65 poin atas Luthi yang menjadi pesaing terdekat.

"Masalahnya, ia memiliki bakat luar biasa. Yang pasti, ia adalah pembalap paling berbakat yang pernah saya miliki setelah (Shinya) Nakano. Anda tak bisa hidup sendiri dengan bakat itu, kami tahu itu. Jadi juga harus ada kerja keras dan tim yang bagus," kata Bartholemy, manajer Marc VDS, dilansir Motorsport.

(David Permana)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.