Sukses

3 Pemain Sepak Bola Ini Gantung Sepatu dengan Alasan Aneh

Tahun 2017 menjadi momen mengharukan di dunia sepak bola.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2017 menjadi momen mengharukan di dunia sepak bola. Banyak pemain yang memilih untuk mengakhiri kariernya sebagai pemain sepak bola.

Philipp Lahm misalnya, dia memilih mengakhiri kariernya di dunia sepak bola bersama Bayern Munchen pada tahun ini. Keputusan serupa juga diambil rekan setimnya, Xabi Alonso.

Lahm adalah salah satu pemain terbaik yang datang melalui akademi Bayern. Pada usia 33 tahun, banyak yang menyayangkan keputusan pensiun karena dia dianggap masih bisa bertahan dalam setidaknya dua tahun ke depan. Lahm bisa melihat kembali kariernya dan bangga dengan apa yang telah diraihnya. Sebuah Piala Dunia, gelar Liga Champions dan 8 gelar Bundesliga jadi bukti abdinya.

Yang paling menyedihkan adalah, keputusan pensiun kapten sekaligus pangeran AS Roma, Francesco Totti. Sangat sedikit orang yang bisa menandingi kiprah Totti. Dia melakukan debut untuk AS Roma sebagai pemain berusia 16 tahun dan pensiun setelah pengabdian 24 tahun kemudian.

Totti adalah pesepakbola yang luar biasa selama tahun-tahun terbaiknya. Dia serbaguna, brilian taktis, memiliki visi bagus dan juga punya kedua kaki mengerikan. Bukan rahasia lagi bahwa klub raksasa Eropa mencoba memancingnya menjauh dari Roma. Bahkan, dia mengungkapkan hampir bergabung dengan Real Madrid pada 2003. Namun sekali lagi, dia mencurahkan cintanya kepada Roma di atas segalanya.

Berbicara soal pensiun, ada tiga pemain yang memutuskan gantung sepatu di dunia sepak bola karena alasan yang sedikit aneh didengar. Siapa saja? Simak di halaman selanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Osvaldo

Dani Osvaldo merupakan mantan pemain Southampton pada 2013. Dia menjadi pemain termahal Southampton setelah dibandrol seharga 15 juta pound sterling.

Namun pada 2016, tiga bulan setelah klub Argentina, Boca Juniors melepasnya, Osvaldo memutuskan untuk gantung sepatu. Namun, alasannya pensiun di usia 30 tahun terdengar sangat aneh.

Osvaldo ingin menjadi rocker. Dia menegaskan tak akan menyesali keputusannya mengejar mimpinya belajar musik rock and roll.

"Saya memutuskan pensiun karena terlalu banyak gosip di sana. Apakah Anda ingin tahu sesuatu yang lucu? Pada Desember 2016, Jorge Sampaoli (pelatih Timnas Argentina) mengotak saya, ia di Sevilla saat itu." kata Osvaldo kepada Gazetta della Sport.

"Ia mengatakan, 'Dani, saya tidak akan menuntut apapun darimu, kamu bisa melakukan apa yang ingin kamu lakukan di dalam dan luar lapangan, tetapi saya membutuhkan seorang penyerang'."

"Saya menjawab, 'Tapi bos, ada festival Cosquín Rock!’. Ia lalu berkata, 'Oh, saya lupa! Oke, tentu saja, kamu tidak boleh melewatkannya'. Dua orang gila," ujarnya mengakhiri.

3 dari 4 halaman

Tim Wiese

Mantan kiper Werder Bremen, Tim Weise memutuskan pensiun pada 2014. Dia memilih melanjutkan kariernya sebagai pegulat WWE.

Wiese, yang punya caps sebanyak enam kali bersama tim nasional Jerman dalam kurun waktu 2008 hingga 2012, kini terikat kontrak dengan WWE.

"Sebagai penjaga gawang, Anda hanya sedikit bekerja keras saat latihan," ujarnya kepada Bild.

"Tapi daya bebannya lebih besar di dunia gulat, mengangkat beban 120 kilo tentunya jauh lebih berarti ketimbang 90."

"Saya bisa berakting (di WWE) itu mengalir dalam darah saya. Ini hidup saya sekarang, pertunjukan saya!" katanya mengakhiri.

4 dari 4 halaman

Wendell Lira

Juli 2016, Wendel Lira membuat keputusan yang mengejutkan. Enam bulan setelah meraih Puskas Award berkat gol spektakulernya saat berkostum Goianesia ke gawang Atletico-GO, 11 Maret 2015, Lira malah memutuskan pensiun.

Padahal usianya masih 27 tahun. Lira memutuskan pensiun untuk mewujudkan cita-citanya menjadi YouTuber terkenal yang membahas soal game.

"Saya mendefinisikan hidup saya dalam dua mimpi. Mimpi pertama adalah menjadi seorang pemain dan punya pencapaian, yang mana sulit, karena dalam sepak bola Brasil sulit untuk jadi profesional," ujar Wendell Lira kepada Globo Esporte.

"Dan saya punya mimpi menjadi seorang gamer. Saya selalu punya keinginan untuk menjalaninya. Nyaris mustahil untuk berhenti bermain sepakbola untuk hidup sebagai seorang gamer. Namun, Tuhan memberi saya kesempatan ini," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.