Sukses

Ini Tim Nasional, Bukan Tim PSSI

Di saat keringat Irfan Bachdim belum kering sepenuhnya setelah berlaga di Piala AFF 2010, pemain keturunan Indonesia-Belanda itu terancam tidak bisa memperkuat tim nasional. Apa salahnya jika Irfan bermaian di LPI?

Liputan6.com, Jakarta: Belum kering benar keringat di tubuh Irfan Bachdim setelah berlaga di Piala AFF 2010. Meski demikian, kiprahnya di tim nasional terancam. Sebab, Persema Malang, klub yang diperkuatnya memutuskan resmi berpisah dari Indonesia Super League (ISL).

Persema memutuskan bermain di Liga Primer Indonesia (LPI), kompetisi tandingan yang didanai pengusaha minyak Arifin Panigoro. PSSI selaku pemegang otoritas sepakbola tertinggi di negeri ini tidak merestui keberadaan LPI. PSSI pun sudah mengancam akan memberikan sanksi terhadap pemain, pelatih, dan ofisial yang ikut berkiprah di LPI.

Termasuk dengan Irfan dan Kim Jeffrey Kurniawan, satu lagi pemain keturunan yang diusahakan mendapat paspor Indonesia dan juga bermain untuk Laskar Ken Arok, julukan Persema. Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes menegaskan pihaknya tak ragu untuk mencoret pemain mana pun yang tergabung dalam LPI, Jumat (31/12).

Lebih pongah lagi Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Salah satu tim pemenangan pemilu sebuah partai politik besar di negeri ini tersebut menyatakan, itu sudah menjadi aturan baku. “Bukan hanya di timnas, di seluruh dunia mereka (pemain yang merumput di LPI) tidak boleh bermain,” tukasnya (Baca: Karir Irfan dan Kim di Timnas Terancam).

Jika ditilik ke belakang, keberadaan LPI merupakan kekecewaan sejumlah pihak terhadap roda kompetisi yang diputar di bawah rezim kepengurusan PSSI saat ini. Lalu, apakah perang kepentingan sekelompok orang ini akan mengorbankan kepentingan negeri ini—atas nama timnas? Irfan, Kim, dan pemain lain hanya merupakan korban. Dan Irfan dan Kim hanyalah pelanduk yang tak berdaya di tengah pergumulan dua gajah.(DIM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini