Sukses

Waspada Penipuan Bermodus Lowongan Kerja Asian Games 2018

Lowongan relawan dan pekerja Asian Games 2018 bakal diumumkan oleh pihak penyelenggara.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat diharapkan ikut aktif memantau persiapan Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Palembang dan Jakarta 2018 mendatang. Selain mengawasi pendanaan, warga juga diminta waspada terhadap upaya penipuan yang mengatasnamakan panitia.

Di Palembang beberapa waktu lalu, Koordinator Bidang Promosi Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC) Nirmala Dewi, menemukan pesan singkat berisi lowongan menjadi panitia Asian Games yang disebarkan lewat jaringan Whatsapp. 

Seperti dilansir Antara, Namun anehnya, perusahaan hanya mencantumkan alamat untuk mengirimkan surat berkas lamaran, tanpa mencantumkan nomor telepon. "Awalnya saya ditanya seorang teman, apakah benar saat ini sedang dibuka lamaran menjadi pantia sembari menyuguhkan buktinya. Langsung saya katakan, ini penipuan," kata Nirmala. 

Ia mengatakan, hingga kini INASGOC baik di Jakarta maupun di Palembang, tidak pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan atau pihak ketiga mana pun untuk merekrut panitia Asian Games. Ia mengatakan, pada saatnya nanti, lowongan sebagai relawan atau petugas pada Asian Games nanti akan diumumkan secara terbuka. 

"Sejauh ini belum ada sama sekali perekrutan lagi. Memang sebelumnya ada, tapi sifatnya mendata ulang kembali petugas-petugas seperti LO dan lainnya yang pernah bertugas pada SEA Games dan Islamic Solidarity Games di Palembang," kata Nirmala.

Pengawasan Anggaran

Terpisah Anggota Komisi X DPR RI dan Fraksi Partai Nasdem, Kresna Dewanata, meminta masyarakat untuk ikut mengawasi pendanaan Asian Games 2017. Apalagi sebelumnya, Ketua Tim Pengarah yang juga Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), Jusuf Kalla telah meminta panitia untuk lebih efisien dalam menggunakan anggaran. 

Namun Kresna meminta panitia mempertimbangkan pengurangan cabang olahraga yang dipertandingkan dengan alasan efisiensi. Sebab langkah ini berpenaruh pada aspek pembinaan jangka panjang dan prestasi cabang olahraga tersebut ke depannya.

 

"Justru yang perlu dievaluasi dan diawasi adalah aspek pembiayaan yang bersifat seremonial, termasuk biaya promosi, sosialisasi, tampilan penyiaran, pengadaan perangkat IT dan lain-lain," kata Kresna kepada wartawan di gedung DPR, Rabu lalu. 

Kresna juga mengingatkan bahwa pos-pos pembiayaan untuk infrastruktur dan sarana pendukung, sebaiknya disesuaikan dengan rencana jangka panjang pemerintah.

"Sehingga pembiayaan yang digunakan nantinya tidak hanya efisien tetapi juga efektif supaya bisa memberi manfaat jangka panjang bagi pembinaan atlet dan masyarakat secara luas, terutama setelah Asian Games selesai di gelar," kata Kresna.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.