Sukses

Kutukan Sang Juara di Sepak bola Indonesia

Tim-tim sepak bola yang superior di kelas turnamen, justru tertatih saat menjalani kompetisi

Liputan6.com, Makassar - Pada 30 Mei 2015, federasi sepak bola dunia FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI berupa skorsing sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sanksi diberikan karena PSSI dianggap melanggar statuta FIFA yaitu adanya intervensi pemerintah dalam sepak bola Indonesia. Sanksi itu baru dicabut pada 16 Mei 2016.

Setelah sanksi dari FIFA itu, ada semacam kutukan dalam sepak bola Indonesia. Kutukan itu adalah tim-tim sepak bola yang superior di kelas turnamen, justru tertatih saat menjalani kompetisi, begitu sebaliknya. Beberapa fakta menguatkan persepsi akan adanya kutukan tersebut.

Tujuh bulan setelah sanksi FIFA, tepatnya tanggal 10 November 2015, Kemenpora menggelar Turnamen Piala Jendral Sudirman. Sebanyak 15 tim ambil bagian. Mitra Kukar, klub asal Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur keluar sebagai juara setelah menang 2-1 atas Semen Padang di laga final.

Mitra Kukar adalah tim pertama yang merasakan kutukan itu. Sebulan setelah menjuarai Piala Jendral Sudirman, Mitra Kukar ikut Piala Gubernur Kaltim. Anehnya, status juara PJS, tidak mampu meloloskan Mitra Kukar. Mereka tersingkir di babak penyisihan kalah bersaing dengan Madura United dan PS TNI, dua tim baru saat itu. Turnamen PGK dimenangi Pusmania Borneo FC, setelah mengalahkan Madura United di final.

Dan entah kebetulan atau tidak, giliran Borneo FC yang kena kutukan itu. Setelah menjuarai turnamen Piala Gubernur Kaltim, tim berjuluk 'Pesut Etam' ini ikut Turnamen Bhayangkara Cup. Namun, seperti dialami Mitra Kukar, status juara tak mampu menolong Borneo FC. Mereka pulang lebih awal karena tak lolos babak penyisihan. Klub Arema Cronus keluar sebagai juara Bhayangkara Cup.

Setelah tiga kali turnamen, digelarlah kompetisi ISC 2016 dan kutukan gagal juara pun kemudian dialami Arema Cronus. Di awal kompetisi, Arema sempat digdaya menguasai klasemen, namun klub pendatang baru Madura United menggeser mereka. Kedua tim sempat saling kejaran angka. Tapi yang keluar sebagai juara di akhir kompetisi adalah Persipura Jayapura.

Meski sulit dinalar, percaya atau tidak, giliran Persipura merasakan kutukan itu. Turun di Piala Presiden 2017, status juara ISC bahkan dengan skuat tim tak banyak berubah, Mutiara Hitam, julukan Persipura, tak lolos ke fase delapan besar. Mereka kalah undian karena punya poin sama dengan PSS Sleman.

Bila melihat rangkaian fakta di atas menarik melihat apakah juara Piala Presiden 2017 akan bisa menjuarai Kompetisi Liga 1 yang rencana mulai bergulir akhir maret nanti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.