Sukses

Luis Milla Tidak Prioritaskan Skill Pemain Timnas Indonesia

Luis Milla lebih sukai hal ini di pemain timnas Indonesia karena skill dianggapnya nomor dua.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Kompetisi dan Pembinaan Usia Dini PSSI, Yusuf Kurniawan membeberkan kriteria pencarian bakat pesepakbola yang tengah dijalankan tim pelatih timnas Indonesia. Luis Milla dan asistennya menilai visi bermain lebih penting di atas teknik dan kemampuan mengolah bola.

Dalam acara peresmian MILO Football Championship 2017 (MFC), Sabtu (18/2/2017) siang di Kuningan, Jakarta, Yusuf juga mengungkapkan sinergi PSSI bersama Kemenpora dan pihak swasta dalam menjaring bibit pesepakbola.

MFC merupakan satu-satunya wadah kompetisi sepak bola U-12 antar sekolah dasar di Indonesia. Tahun ini untuk pertama kalinya klub papan atas Eropa FC, Barcelona bekerja sama untuk mengajarkan langsung para pemain terbaik hasil kompetisi ini soal teknik Tiki Taka dari pelatih akademi klub.

"Visi dan misi PSSI sejalan dengan acara yang diselenggarakan Nestlé MILO sebagai pihak swasta karena kami memang tengah fokus pada pembinaan usia muda. MILO Football Championship akan menghasilkan banyak pemain terbaik dan mereka akan kami pantau sampai level umur yang lebih tinggi," ucap Yusuf kepada wartawan.

"Kami sempat berdiskusi dengan Eduardo Perez, pelatih kiper dan asisten pelatih Timnas Indonesia. Menurutnya skill pemain bisa ditingkatkan, tapi tidak dengan visi bermain," kata Yusuf, yang juga komentator sepak bola tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemain Muda Penting

Kemampuan membaca permainan oleh para pemain senior dianggap sudah sudah tak bisa dipengaruhi lagi. Sedangkan pelatih usia muda cukup melihat sikap paling sederhana dari anak-anak di lapangan. Eduardo dan Milla sepaham dengan hal ini karena mereka sempat menjadi satu tim saat melatih klub Uni Emirate Arab.

"Visi paling dasar atau fundamental yang dilihat dari dari pemain muda adalah menerima kekalahan, menyikapi kemenangan, sampai menghormati lawan atau lawan. Selain menghormati orang tua, mereka juga harus diajari untuk menghargai keputusan perangkat pertandingan," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.