Sukses

Pengakuan Jujur Howard Webb Terkait Tendangan Kungfu De Jong

Howard Webb menuangkan kisah tersebut dalam buku berjudul The Man in the Middle.

Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia Afrika Selatan sudah berlalu enam tahun. Namun sederet insiden yang mewarnai jalannya pesta akbar sepak bola dunia tersebut masih menyisakan tanda tanya. Salah satunya, kontroversi kartu kuning yang diberikan wasit Howard Webb atas tendangan kungfu bek timnas Belanda, Nigel de Jong.

Seperti diketahui, De Jong menjadi sosok antagonis dalam pertandingan Belanda melawan Spanyol pada babak penyisihan Grup B. Dalam duel ini, De Jong melepaskan tendangan kungfu ke dada pemain Matador, Xabi Alonso. Ironisnya, aksi brutal tersebut tidak membuat De Jong diusir dari lapangan pertandingan. 

Howard yang bertugas hanya memberi kartu kuning. Keputusan ini tentu saja menuai protes dari berbagai kalangan. Apalagi dalam tayangan ulang terlihat De Jong tampak sengaja mengincar tubuh Alonso.

Setelah bertahun-tahun, Webb akhirnya angkat bicara seputar kejadian tersebut. Lewat buku The Man in the Middle yang ditulisnya, wasit Inggris itu menjelaskan alasannya mengganjar De Jong kartu kuning.

"Saya tidak dalam posisi yang tepat untuk melihatnya," kata Webb seperti dilansir AS.

"Xabi Alonso menanduk bola ke arah David Villa tapi saat dia malukan itu, Nige de Jong menabraknya. Saat itu, saya berada tepat di belakang Alonso, sekitar 10 meter, jadi saya tidak benar-benar berada sudut pandang yang tepat untuk melihat bagaimana De Jong terlibat (dalam pelanggaran itu)," ujar Webb.

Nigel de Jong menghantam Xabi Alonso (CARL DE SOUZA / AFP)

Meski demikian, Webb masih bisa menangkap bahwa aksi De Jong terbilang telat dan bertenaga dan perlu mendapat peringatan. "Tidak satu pun dari tim saya yang berbicara lewat radio untuk menyarankan yang lain, jadi saya memberi kartu kuning untuk apa yang terhampar di depan saya: aksi sembrono gelandang Belanda. Tidak pernah terlintas di benak saya kalau itu kartu merah," beber Webb menambahkan.

Keputusan ini langsung disambut protes oleh para pemain Spanyol. Official tim Matador di pinggir lapangan juga sama gusarnya. Namun awalnya, Webb menyangka mereka marah karena serangan-serangan fisik yang dilakukan oleh para pemain Belanda sepanjang pertandingan, bukan hanya karena satu kejadian.

"Saya juga berpikir kalau mereka marah karena saya tidak memberikan keuntungan kepada Spanyol karena bola tandukan Alonso jatuh ke kaki David Villa," beber pria berkepala plontos tersebut.

"Tidak sampai babak pertama selesai, saya akhirnya sadar kalau De Jong memang layak dapat kartu merah. Saya merasa patah hati. Rasanya seperti saya melewatkan kartu merah di laga final. Malam itu benar-benar mimpi buruk. Saya kembali ke lapangan dengan kepala sakit dan dada berdebar-debar."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.