Sukses

Intervensi Ibu Bikin Lee Chong Wei Jadi Pebulu Tangkis Hebat

Pada Olimpiade Beijing 2008, upaya Chong Wei meraih medali emas Olimpiade digagalkan tunggal putra andalan Tiongkok

Liputan6.com, Jakarta Usianya mau menginjak 34 tahun. Usia yang sudah tidak muda lagi untuk seorang pebulu tangkis nomor tunggal putra. Tetapi, kehebatan Lee Chong Wei dalam olah raga tepok bulu itu masih perlu diancungi jempol.
 
Di tengah bermunculannya para pebulu tangkis muda, Chong Wei masih dapat bersaing dan berprestasi. Total, sudah 64 gelar yang diraihnya. Bahkan, ia menduduki peringkat satu dunia. 
 
Gelar Chong Wei nyaris komplet. Hanya gelar juara dunia dan medali emas Olimpiade yang belum digenggamnya. Khusus buat Olimpiade, Chong Wei memiliki tiga peluang untuk meraih medali emas. Namun, semuanya kandas di final.
 
Pada Olimpiade Beijing 2008, upaya Chong Wei meraih medali emas Olimpiade digagalkan tunggal putra andalan Tiongkok, Lin Dan. Empat tahun kemudian, Lin Dan lagi-lagi menjadi batu sandungan buat Chong di final.
 
Dua kekalahan dari Lin Dan di final Olimpiade dibalas Chong Wei pada babak semifinal Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Chong Wei pun sangat gembira menyingkirkan musuh bebuyutannya itu, melalui pertandingan menegangkan. Pebulu tangkis Malaysia itu menang 15-21, 21-12, dan 22-20.
 
Sayang, ambisi Chong Wei meraih medali emas di pengujung kariernya kembali gagal. Kali ini, ia dijegal Chen Long. Chong Wei menyerah dua game langsung 18-21 dan 18-21 dari tunggal putra Tiongkok itu.
 
"Dari tiga final, saya selalu meraih perak. Hasil ini mengecewakan buat saya, Malaysia, dan fans. Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tetapi lawan bermain lebih baik," kata Chong Wei usai pertandingan.
 
Bulu tangkis bukanlah olah raga yang ditekuni Lee Chong Wei pada pertama kali. Saat masih bocah, ayah dua anak ini sangat menyukai basket.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tersandung Doping dan Bangkit Lagi

 
Namun, sang ibu, Khor Kim Choi, tidak mendukung bakat Chong Wei di basket. Pebulu tangkis kelahiran 21 October 1982 itu kemudian diarahkan sang ibu untuk menekuni bulu tangkis.
 
Sejak berusia 10 tahun, Chong Wei akhirnya mulai menggeluti bulu tangkis. Ini setelah ayahnya, Lee Ah Chai membawanya ke salah satu sekolah bulu tangkis.
 
Intervensi sang ibu terhadap bakat Chong Wei ternyata tidak salah. Sang putra lantas memulai debutnya pada 2000 lalu atau tepatnya di usia 18 tahun. Chong Wei hanya butuh waktu hingga 2003 untuk meraih gelar perdananya.
 
Suami dari Wong Mew Choo ini mulai menjadi pemain top ketika mengalahkan rivalnya, Lin Dan, di final Malaysia Open 2005.
 
Setelah itu, sejumlah turnamen top dunia ia juarai. Chong Wei tercatat tiga kali menjuarai All England, yakni 2010, 2011, dan 2014.Chong Wei pernah menduduki peringkat satu dunia selama kurang lebih 300 pekan. Dia empat kali dinobatkan sebagai pemain terbaik versi BWF, yaitu 2009, 2010, 2011, dan 2013.
 
Sukses meraih medali perak di Olimpiade Beijing 2008, Chong Wei dianugerahi gelar Datuk oleh Darjah Setia Pangkuan Negeri negara bagian Penang. Gelar ini diberikan karena Chong Wei dinilai telah memberikan kontribusi layanan yang luar biasa buat negara. Gelar itu terbatas dan hanya diberikan kepada 800 orang saja. Bagi pemilik Gelar Datuk,  mendapat pesangon seumur hidup senilai 3.000 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 11 juta per bulan.
3 dari 3 halaman

 
Chong Wei benar-benar telah menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia. Namun, kariernya dinodai pada Kejuaraan Dunia di Copenhagen, Agustus 2014 lalu. Chong Wei dinyatakan positif menggunakan dexamenthasone. Zat terlarang ini masuk daftar yang dinyatakan doping meski tidak meningkatkan performa pemain.
 
Chong Wei pun dihukum delapan bulan oleh Badan Bulu Tangkis Dunia (BWF) dan baru bisa bertanding kembali pada 1 Mei 2015. Bebas dari hukuman, Chong Wei perlahan bangkit. Di bawah asuhan pelatih Hendrawan, Chong Wei kembali ke bentuk permainan terbaiknya.
 
"Dia sudah melupakan masalah itu (kasus doping). Kami sudah melupakannya. Itu tinggal cerita dan sekarang kami sudah fokus lagi. Sekarang dia kembali menjadi nomor 1," kata Hendrawan, yang pernah mempersembahkan medali perak untuk Indonesia pada Olimpiade Sydney 2000.
 
Tangan dingin Hendrawan yang didampingi Tey Seu Bock terbukti ampuh. Chong Wei pun melangkah ke final Olimpiade Rio de Janeiro 2016 usai menyingkirkan musuh bebuyutannya Lin Dan. Di dua edisi Olimpiade sebelumnya yakni Beijing dan London,  Lin Dan mengalahkan Chong Wei di final.
 
Namun tinggal selangkah lagi, ambisi Chong Wei digagalkan Chen Long di final Olimpiade Rio. Medali emas pun kembali gagal digenggam Chong Wei. Tapi, setidaknya Chong Wei sudah membuktikan dirinya mampu bangkit dan kembali menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia setelah tersandung kasus doping.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini