Sukses

Bentrok Suporter Pecah Jelang Pembukaan Piala Eropa 2016

Salah seorang suporter timnas Inggris tampak tergeletak bersimbah darah.

Liputan6.com, Jakarta - Suporter timnas Inggris terlibat bentrok dengan kepolisian di kota Marseille, Prancis, jelang pembukaan Piala Eropa 2016 yang akan digelar malam ini, Jumat (10/6/2016). Aparat keamanan bahkan sampai harus menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang kian beringas.

Seperti dilansir Dailymail.co.uk, kerusuhan pecah di kota Marseille, Prancis, Kamis malam waktu setempat. Di kota ini, Three Lions akan bertemu Rusia pada penyisihan Grup B, Sabtu (11/6/2016).

 

Baca Juga

  • Jadwal Piala Eropa 2016 Babak Penyisihan
  • Cara Wales Sindir Ulah Teledor Tim Pelatih Inggris
  • Demi Juara Piala Eropa, Pemain Inggris Pakai Aplikasi Canggih



Kericuhan melibatkan para pendukung Inggris yang berada di luar pub Queen Victoria dan O Malley's, kawasan Port Area. Suasana yang awalnya tenang memanas ketika sebagian dari mereka keluar pub dan melakukan provokasi dengan bernyanyi," ISIS, di mana kau?"

Belum diketahui apakah isu agama menjadi pemicu kericuhan yang terjadi kemudian. Namun Marseille adalah kota pelabuhan di Prancis dengan komunitas Muslim yang cukup kuat.

"Mereka memukuli kami," ujar salah seorang fans Leeds yang mengaku bernama Simon. 

"Tidak ada suporter Inggris yang melakukan kesalahan. Sebagian dari kami memang minum banyak, tapi sampai di situ saja. Kemudian gang Prancis tiba-tiba datang dan memukuli kami. Mereka melempari kami. Kami harus mempertahankan diri, lalu polisi datang beraksi," bebernya.

Kerusuhan pecah di Marseille, Prancis jelang Inggris melawan Rusia (Mirror.co.uk)

Dalam kerusuhan tersebut, salah seorang suporter Inggris tampak terbaring bersimbah darah. Suporter lain ketakutan menjadi target dari kelompok pemuda yang membawa senjata seadanya.

Chris Lord, suporter Inggris lainnya juga mengatakan hal yang sama. Dia mengaku, mereka lebih dulu diserang oleh preman setempat.  "Ini benar-benar serangan yang jahat, mereka tahu betul di mana kami berada dan mereka ingin menyakiti kami," kata Chris Lord menambahkan.

Fans Inggris (LEON NEAL / AFP)

Saat kerusuhan pecah, kelompok suporter tercerai-berai. Restoran dan kafe yang terletak di sekitar lokasi kejadian juga segera menutup pintunya. Polisi anti huru-hara dan polisi yang menyamar kemudian berdatangan untuk mengamankan situasi. Dengan senjata listrik dan pentungan teleskopik, mereka lalu menangkapi orang-orang yang dianggap berperilaku buruk.

Polisi pertama kali merespon kericuhan tersebut pukul 23.45 waktu setempat. Tidak lama kemudian ambulans juga datang ke lokasi kejadian. Kejadian ini mirip kericuhan yang terjadi jelang laga Inggris Vs Tunisia di Piala Dunia 1998. Saat itu, bentrok antarsuporter juga pecah di Marseille.

Untuk menghindari bentrokan susulan, polisi memblokade jalanan di Old Port menggunakan anjing dan mobil. Sementara, preman setempat tampak mengejek fans Inggris yang kembali ke hotelnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini