Sukses

Jejak Pil 'Sakti' Sharapova Ditemukan di Perang Afghanistan

Ratu tenis asal Rusia, Maria Sharapova tersandung kasus doping saat tampil di Australia Open.

Liputan6.com, Jakarta - Ratu tenis asal Rusia, Maria Sharapova, tengah tersandung skandal doping. Mantan petenis wanita nomor satu dunia itu kini terancam hukuman larangan tampil setelah gagal melewati tes doping saat mengikuti turnamen tenis Australia Open di Melbourne, Australia, 18-31 Januari 2016.

Federasi Tenis Internasional (ITF) telah berkirim surat kepada Sharapova. Wanita berusia 28 tahun itu juga tidak membantah. Dalam acara jumpa pers yang digelar di Los Angeles, Senin (7/3/2016), mantan kekasih vokalis Maroon 5, Adam Levine itu mengaku telah mengkonsumsi meldonium.

 

Baca Juga

  • Nike Putus Kontrak Sharapova Senilai Rp 920 Miliar
  • Selain Doping, 9 Fakta Maria Sharapova yang Bikin Geleng-geleng
  • Kisah Urinal Keramat dan Kemenangan Chelsea di Stamford Bridge



Maria Sharapova menggunakan meldonium sebagai "suplemen kesehatan" selama 10 tahun terakhir. Obat itu pertama kali didapat dari dokter keluarganya, 2006 lalu untuk mengatasi masalah kesehatan yang dideritanya seperti kekurangan magnesium dan disposisi genetik terhadap diabetes.

Selama ini, Sharapova beranggapan bahwa obat-obatan tersebut tidak tergolong doping. Apalagi WADA sebagai lembaga anti doping internasional juga baru memonitoring obat tersebut sejak 2015 lalu. WADA baru memasukkan meldonium ke dalam daftar barang terlarang setahun kemudian.

Di kalangan medis, meldonium digunakan untuk mengobati iskemia atau kurangnya aliran darah. Obat ini juga digunakan meningkatkan daya tahan tubuh dengan memperbesar aliran darah.

Maria Sharapova masih menunggu keputusan final dari ITF terkait penggunaan meldonium.

Seperti dilansir The Sun, meldonium ternyata sempat populer di kalangan tentara Uni Soviet. Sang penemu obat ini, Ivars Kalvins, menjelaskan bagaimana tentara-tentara Uni Soviet rajin menenggak pil ini untuk meningkatkan stamina selama berperang melawan Mujahidin di Afghanistan 1979-1989. 

"Ketinggian yang ekstrem. Oksigen yang tipis. Jika mereka berjalan sejauh 20 km dengan semua perlengkapan yang dibawa, pada akhirnya mereka akan mengalami iskemia. Mereka semua diberikan meldonium. Mereka sendiri tidak sadar menggunakannya. Mereka tidak ditanya (apakah setuju atau tidak," ujar Kalvins kepada surat kabar Latvia, Diena, seperti dilansir dari The Sun belum lama ini.

Kalvins membantah bahwa obat temuannya tergolong doping. Menurutnya, meldonium merupakan obat yang memungkinkan penggunanya lebih tahan terhadap tekanan fisik yang berlebih. Kalvins juga mengatakan bahwa meldonium juga digunakan untuk mengobati kelainan jantung seperti angina. 

Dalam konferensi pers yang berlangsung di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin (7/3/2016) siang waktu setempat, Sharapova mengaku telah menggunakan meldonium sejak 2006. (AFP/Robyn Beck)

Sharapova sendiri sangat terpukul akibat kasus ini. Sebab dia sama sekali tidak menyangka bahwa obat yang dikonsumsinya selama 10 terakhir ternyata sudah tergolong doping. WADA sebenarnya sudah berusaha menginformasikan hal itu kepada Sharapova lewat. Namun petenis jelita itu tidak menemukannya. Sharapova sangat menyesal dan telah meminta maaf kepada tenis dan fansnya.

 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini