Sukses

Ketika Krisis Ekonomi Yunani Sampai ke Lapangan Hijau

Pemain asing dan agen dilanda ketakutan. Mengapa?

Liputan6.com, Athena - Krisis ekonomi yang melanda Yunani secara langsung telah membuat pelaku sepakbola di negara itu kalut. Pasalnya, negara para Dewa itu siap ditinggalkan zona Eropa karena tidak mampu membayar utang IMF.

Yunani pun harus siap-siap mengonversikan mata uang dari Euro kembali ke Drachma--mata uang Yunani--sebelum Euro. Kemungkinan ini paling ditakuti oleh agen pemain yang memasok pemain ke sejumlah klub papan atas Yunani.

Sebanyak 61% masyarakat Yunani memilih menolak dana bailout, sedangkan sisanya mendukung pemerintah menerima pinjaman uang dari pihak asing.

Dilansir dari Euro Football, agen-agen tersebut tengah mencari jalan tengah kalau skenario terburuk itu terjadi; konversi mata uang Euro kembali ke Drachma. Menurut salah seorang agen, mereka pun siap menggunakan jasa pengacara  terbaik untuk menangani kasus hukum olahraga. "Tapi bagaimanapun, kondisi seperti ini tidak termasuk dalam kontrak," kata agen itu.

Sementara itu, para pemain asing yang masih bertahan di Negeri Para Dewa cemas bukan kepalang. Bila Yunani keluar dari Uni Eropa dan tidak lagi menggunakan Euro sebagai mata uang, tentu menyebabkan devaluasi kontrak sehingga nilai gaji mereka bakal berkurang setengah dari nilai sebelumnya.

Ketakutan itu terutama melanda pemain-pemain yang merumput untuk Olympiakos, Panathinaikos, AEK, PAOK, dan klub Liga Super lainnya. "Terutama bagi mereka yang sudah terdaftar dari perjanjian sebelumnya, tapi akan mulai dibayar dalam mata uang terdevaluasi," kata agen lainnya.

Kondisi itu memang cukup miris, mengingat dua tim seperti Olympiakos dan Panathinaikos kerap menjadi langganan peserta Liga Champions. Fakta ini pun semakin menyakitkan, mengingat Yunani berstatus sebagai  kampiun Euro 2004.

Menurut seorang agen Paschalis Tountouris, sebenarnya bagi pemain yang memiliki talenta mumpuni tidak perlu cemas soal masa depan. Mereka bisa bermain di luar Yunani. Pusat perhatian tertuju pada pemain yang kariernya mentok di dalam negeri. Sudah pasti, klub tidak mampu membayar nilai kontrak dengan Euro.

"Jadi penghasilan mereka bakal terpangkas banyak." kata Tountouris pada Euro News.Otomatis, meninggalkan Yunani menjadi satu-satunya opsi agar tidak terjebak dalam masalah yang lebih besar.

Lebih jauh, belakangan agen-agen pemain meminta agar kontestan Liga Super Yunani menyiapkan skenario bila benar-benar mata uang Yunani kembali menggunakan Drachma. Mereka meminta kemungkinan itu dimasukkan dalam kontrak. "Agar pemain tetap dibayar dalam mata uang euro, seperti telah disepakati sebelumnya." Guna mengantisipasi menipisnya uang di Yunani, klub-klub itu diminta mengirimkan gaji pemain ke rekening bank di luar negeri.

Memilih bertahan atau meninggalkan Yunani?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini