Sukses

Tambang Emas Freeport Kembali Beroperasi 2-3 Hari Lagi

PT Freeport Indonesia akan kembali melakukan kegiatan operasi penambangan di tambang Grasberg, Papua dalam dua hingga tiga hari ke depan.

PT Freeport Indonesia akan kembali melakukan kegiatan operasi penambangan di tambang Grasberg, Papua dalam dua hingga tiga hari ke depan.

Sebelumnya, tambang emas dan tembaga yang dikelola Freeport berhenti operasi sejak insiden runtuhnya terowongan di pusat pelatihan bawah tanah Big Gossan, Papua, pada 14 Mei lalu.

Menurut Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto, perseroan telah melakukan sejumlah persiapan sebelum memulai operasi tambangnya.

"Dalam 2-3 hari ini perkiraan saya sudah mulai produksi. Tapi tidak sekaligus mencapai 140 ribu ounce," ujarnya di Jakarta, Rabu (29/5/2013).

Menurut Rozik, perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut  membutuhkan waktu untuk mengembalikan tingkat produksi sesuai kapasitas yang normal.

"Mungkin kalau mulai 2-3 hari ini ditambah 2-3 hari lagi baru mencapai 140.000 ounce. Untuk mencapai kapasitas normal itu butuh waktu. Kecuali kalau ada hal-hal non teknis," terang dia.

Rozik mengakui pemberhentian produksi sementara ini bukan karena adanya larangan dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral. Alasan utama berhentinya kegiatan tambang selama lebih dari dua minggu tersebut lebih mempertimbangkan faktor keselamatan dan kondisi di lapangan.

"Pertimbangannya bukan dari dapat izin atau tidak. Tapi dari kita sendiri lihat suasananya, karyawannya, menyelesaikan masalah kecelakaan dulu. Sejak awal tidak ada pelarangan untuk produksi," katanya.

Meski produksi di tambang emas dan tembaga perseroan terhenti, namun dia memastikan pengiriman konsentrat mineral ke sejumlah konsumen tetap terlaksana.

"Saat ini shipping masih jalan terus," ungkap dia.

Sekadar informasi, banyak 38 pekerja Freeport berada di dalam kelas fasilitas pelatihan bawah tanah saat atap runtuh pada Selasa 14 Mei 2013, pukul 07.30 WIT.

Anggota tim tanggap darurat telah berhasil menyelamatkan 10 pekerja, namun tak bisa menyelamatkan 28 orang lainnya yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini