Sukses

Fadli Zon: Pelemahan Rupiah Bisa Picu Krisis Ekonomi

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meminta pemerintah berhati-hati terhadap pelemahan nilai tukar rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meminta pemerintah berhati-hati terhadap pelemahan rupiah yang terjadi sejak Februari 2018. Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ini dinilai menjadi pemicu terjadinya krisis ekonomi Indonesia.

Fadli mengungkapkan, jika belajar dari pengalaman sebelumnya, depresiasi rupiah merupakan salah satu pemicu terjadinya krisis.

"Menurut saya, PR (pekerjaan rumah) yang harus dipikirkan, S&P mengatakan bisa tembus sampai Rp 15 ribu. Jangan lupa krisis itu selalu dimulai dari depresiasi rupiah. Ketidaktahanan rupiah kita hadapi dolar itu pada 20 tahun lalu mengakibatkan krisis berkepanjangan dan mengakibatkan pada krisis politik," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Namun jika memang rupiah ini bisa tembus hingga level 15 ribu per dolar AS, lanjut dia, maka sudah sangat berbahaya. Oleh sebab itu, Fadli Zon meminta pemerintah segera memikirkan cara untuk membuat rupiah kembali menguat dan stabil.

"Kalau sampai tembus Rp 15 ribu menurut saya itu sangat membahayakan. Jadi harus dipikirkan cara. Menurut saya ya pemerintah harusnya mikir, menteri-menteri terkait dan Gubernur BI. Intervensi-intervensi dan sebagainya kan ‎saya dengar sudah dilakukan, tetapi tidak bisa menahan laju, bahkan kita seperti membakar uang," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Fadli menilai, level ideal untuk rupiah yaitu 10 ribu per dolar AS. Sebab ketika 2014 atau saat Pemilihan Presiden (Pilpres) rupiah masih berada di level 11.400-11.500 per dolar AS.

‎"Kalau US$1 itu Rp 10 ribu, Rp 5 ribu‎. Itu baru negara berdaulat. Bandingkan waktu Pilpres 2014 itu rupiah masih 11.400-11.500. Sekarang sudah 13.750,13.800. Bahkan beberapa kali menyentuh angka 14 ribu. Berarti ada ketidakpercayaan juga terhadap mata uang kita," ujar dia.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah sejak Februari. Tercatat rupiah sempat sentuh 13.602 per dolar AS pada 8 Februari 2018. Rupiah turun sekitar satu persen dari posisi 13.602 pada 8 Februari menjadi 13.739 pada 14 Maret 2018.

Namun rupiah menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Kepercayaan pelaku pasar terhadap dolar AS runtuh. Mengutip Bloomberg, Rabu 14 Maret 2018, rupiah dibuka di angka 13.749 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.752 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.723 per dolar AS hingga 13.749 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1.34 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.