Sukses

Terungkap, Alasan Orang Kaya Suka Cuek dengan Warga Sekitar

Orang kaya dianggap cenderung cuek dengan warga sekitar. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Di kalangan masyarakat, orang kaya dianggap cenderung acuh tak acuh terhadap orang lain. Mereka dinilai cuek dengan keadaan sekitar, bahkan kadang dituding sombong karena jarang bersosialisasi dengan masyarakat. Maklum saja, namanya juga punya duit sehingga merasa tidak membutuhkan orang lain. 

Tapi, apakah anggapan terhadap orang kaya itu memang benar?

Dilansir dari CNBC, Selasa 13 Maret 2018, sebuah studi yang dirilis oleh Association for Psychological Science, ilmuwan dari New York Univesity menunjukkan bahwa orang kaya sedikit menaruh minat terhadap masyarakat di sekitarnya.

Penulis kajian itu, Pia Dietze dan Eric D. Knowles, mengambil kesimpulan itu setelah melakukan serangkaian eksperimen yang menunjukkan cara anggota yang berada di satu kelompok dan berasal dari kalangan sosial berbeda, untuk merasakan tentang motivasi dan kadar perasaan untuk menghargai, memperlakukan, atau memperhatikan orang lain.

“Riset lapangan, hasil laboratorium, dan kajian online menunjukkan manusia lebih sering mendapat perhatian orang kelas bawah daripada kelas atas (orang kaya),” kata Dietze.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hasil Eksperimen

Pada eksperimen pertama, periset menggunakan subjek di jalanan New York dengan Google Glass sehingga mereka bisa merekam apa yang dilihat. Periset menemukan orang-orang kelas atas kerap diperhatikan oleh orang dari kalangan lainnya, sementara orang kelas atas jarang memperhatikan orang-orang di sekelilingnya.

Lalu, orang-orang kurang kaya kerap memperhatikan orang-orang lain di dengan Google Glass, sedangkan orang kaya cenderung melihat barang.

“Mungkin kelas hanya mempengaruhi aspek perhatian yang disengaja sehingga individu kelas yang lebih tinggi secara sadar memilih untuk tidak lebih memperhatikan orang lain daripada individu kelas bawah. Atau kelas sosial juga memengaruhi proses perhatian spontan yang cenderung independen dari control sukarela,” kata Dietze dan Knowles.

Keduanya mengeksplorasi pertanyaan dengan menggunakan metode citra untuk mengidentifikasi perbedaan secepat mungkin, misalnya tanaman dan pakaian, serta wajah manusia.

“Kelas sosial memengaruhi pemrosesan informasi secara merata dan spontan,” kata mereka.

Penelitian sebelumnya menunjukkan anggota kelas pekerja memiliki pandangan sosial yang lebih bergantung dan menyeluruh. Individu kelas pekerja atau kurang kaya memiliki emosi yang tepat untuk menilai orang lain dan merasa lebih kasihan terhadap penderitaan orang lain.

“Karya kami berkontribusi pada basis pengetahuan yang berkembang seputar pengaruh latar belakang sosial mengenai fungsi psikologis. Semakin tahu tentang perbedaan kelas sosial, kita semakin bisa mengatasi masalah yang meluas,” kata Dietze.

 

Reporter : Arie Dwi Budiawati

Sumber : Dream.co.id

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini