Sukses

Sektor Saham Aneka Industri Angkat IHSG 26,74 Poin

Sektor saham aneka industri catatkan penguatan terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga angkat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak di zona positif menjelang akhir pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia yang menghijau dan sektor saham aneka industri naik tajam.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (23/2/2018), IHSG menguat 26,74 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.619,80. Indeks saham LQ45 menguat 0,41 persen ke posisi 1.109,74.

Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.Ada sebanyak 207 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 154 saham melemah sehingga tahan penguatan IHSG. 114 saham lainnya diam di tempat.

Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.659,26 dan terendah 6.608,53. Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 391.170 kali dengan volume perdagangan saham 15,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 204,97 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.663.Sektor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sebagian besar menguat kecuali sektor saham industri dasar turun 0,54 persen dan sektor saham konstruksi melemah 0,15 persen.

Sedangkan sektor saham aneka industri menanjak 2,16 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang dan perdagangan masing-masing menguat 0,63 persen dan 0,62 persen.

Saham-saham yang cetak penguatan antara lain saham BBRM naik 34,55 persen ke posisi Rp 74, saham BOSS melonjak 25 persen ke posisi Rp 1.750 per saham, dan saham AISA menanjak 22,02 persen ke posisi Rp 665 per saham.

Bursa saham Asia cenderung menguat. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,7 persen, indeks saham Singapura menguat 1,28 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,63 persen, indeks saham Taiwan mendaki 1,24 persne, dan indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,97 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG lebih didorong sentimen eksternal. Pernyataan impinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve St Louis James Bullard berdampak ke bursa saham AS atau wall street sehingga berimbas ke bursa Asia termasuk IHSG. James Bullard menyatakan kalau the Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga secara bertahap. Hal ini dilakukan agar mendukung pertumbuhan ekonomi global.

"Kekhawatiran pasar sudah mereda dari kenaikan suku bunga the Federal Reserve. Pelaku pasar mulai melakukan aksi beli di bursa saham. Sentimen eksternal lebih dominan," ujar Nafan.

Selain itu, dari sentimen positif domestik, Nafan menilai pemerintah menjaga fundamental ekonomi juga mempengaruhi pasar. Ditambah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung stabil. "Harga minyak juga stabil juga jadi katalis positif karena berdampak ke sektor saham," kata Nafan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Menghijau di Awal Sesi

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pada pembukaan perdagangan saham Jumat 23 Februari 2018. Penguatan tersebut ditopang dari kenaikan seluruh sektor saham.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG berada di zona hijau dengan kenaikan 0,23 persen atau 15,473 poin ke level 6.608,52. Indeks LQ45 pun terangkat 0,35 persen ke posisi 1.109,11.

Penguatan berlanjut pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB. IHSG naik 22,26 poin atau 0,34 persen ke level 6.615,32. Sementara indeks LQ45 naik 0,41 persen ke level 1.109,73.

Sebanyak 155 saham tercatat menguat, 85 saham jalan di tempat atau stagnan, sedangkan saham yang melemah sebanyak 28 saham.

Frekuensi transaksi perdagangan saham sebanyak 28.629 kali dengan volume 725,4 juta saham dan nilai transaksi Rp 470,6 miliar.

Investor asing melakukan pembelian saham di seluruh pasar sebesar Rp 20,91 miliar. Sementara kurs rupiah masih betah di posisi Rp 13.662 per dolar Amerika Serikat (AS).

Seluruh sektor saham terangkat naik. Penguatan dipimpin saham sektor aneka industri sebesar 1,30 persen. Disusul sektor saham pertambangan yang menguat 1,01 persen, dan saham consumer goods naik 0,63 persen.

Tiga saham yang mencetak penguatan tertinggi, yaitu SONA dengan kenaikan 24,74 persen, PTIS menanjak 17,52 persen, dan saham BOSS menguat 14,29 persen.

Sementara tiga saham yang mengalami penurunan cukup signifikan, yakni SKBM melemah 9,65 persen, saham VIVA turun 3,29 persen, dan saham CASS jeblok 2,78 persen.

Melongok seluruh indeks utama bursa saham Asia menghijau. Indeks Hang Seng Hongkong menguat 1,07 persen, indeks Kospi Korea Selatan naik 1,11 persen.

Sedangkan indeks saham Nikkei Jepang terangkat 0,29 persen, indeks saham Shanghai China naik 0,72 persen, indeks saham Strait Times Singapura menguat 0,89 persen, dan Taiwan naik 1,04 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.