Sukses

Dolar AS Tergelincir, Harga Emas Menguat Terbatas

Harga emas juga naik tiga persen selama sepekan/

Liputan6.com, New York - Harga emas mampu bergerak positif usai dolar Amerika Serikat (AS) tertekan pada pekan ini. Harga emas pun naik signifikan selama sepekan.

Harga emas untuk pengiriman April menanjak 90 sen atau naik tipis 0,1 persen ke posisi US$ 1.356,30 per ounce. Harga emas sentuh level tertinggi dalam hampir tiga minggu.

Sedangkan selama sepekan, harga emas naik tiga persen.Indeks dolar AS naik terhadap enam mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS menguat 0,7 persen ke posisi 89,20. Namun selama sepekan, dolar AS susut 1,4 persen.

Harga logam mulia sering menguat usai dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang lainnya. Ini lantaran pelaku pasar dapat beli aset itu lebih murah dengan mata uang lainnya.

Harapan the Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2018 juta meningkat. Apalagi usai melihat data inflasi dan bank sentral Amerika Serikat (AS) juga prediksi inflasi menguat pada 2018.

"Inflasi naik dapat pengaruhi dolar AS sehingga mendorong emas kembali mendapatkan elemen pendukung," tulis Analis INTL FC Stone, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (17/2/2018).

Sementara itu, imbal hasil obligasi biasanya dapat mengurangi permintaan emas lantaran logam mulia tidak hasilkan imbal hasil. Imbal hasi surat berharga AS naik menjadi 2,94 dan merupakan level tertinggi.

Akan tetapi, inflasi menguat cepat juga mendukung emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.Selain itu, pergerakan harga emas juga terbatas terhadap data ekonomi terbaru. Harga impor naik satu persen pada Januari. Angka ini di atas perkiraan kenaikan 0,6 persen oleh para ekonom.

Data pembangunan rumah juga naik 10 persen pada Januari 2018. Angka ini melampaui perkiraan ekonom yang disurvei.Bursa saham AS juga menguat menjelang akhir pekan ini. Bursa saham AS cetak kenaikan selama enam hari berturut-turut.

Pasar komoditas terutama logam juga melihat kabar Departemen Perdagangan AS merekomendasikan tarif 24 persen untuk impor baja dan semua negara. Sedangkan tarif 7,7 persen untuk impor aluminium.

Presiden AS diharuskan membuat keputusan mengenai rekomendasi pada Aapril.Pada perdagangan logam lainnya, harga perak turun 8,4 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 16.712 per ounce.

Harga tembaga untuk pengiriman Maret bertambah 0,1 persen ke posisi US$ 3.2485 per pound. Harga platinum naik 1,1 persen menjadi US$ 1.012,30 per ounce.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Emas Naik pada Perdagangan Kemarin

Harga emas berada di jalur kenaikan beruntun dalam empat hari pada perdagangan Kamis karena nilai tukar dolar AS meluncur ke level terendah dalam dua pekan.

Pelemahan dolar AS ini karena kekhawatiran dampak tingginya utang AS dan pemotongan pajak.

Mengutip Reuters, Jumat 16 Februari 2018, harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke level US$ 1.352,81 per ounce pada pukul 2.04 siang waktu New York, setelah sebelumnya sempat menyentuh level US$ 1.357,08 per ounce yang merupakan angka tertinggi sejak 25 Januari.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 2,70 atau 0,2 persen menuju level US$ 1.355,30 per ounce.

"Kenaikan utang akan menjadi penyebab utama inflasi dan kemudian akan memberi sinyal suku bunga yang lebih tinggi," kata George Gero, managing director RBC Wealth Management.

Selain itu, dolar AS juga melemah karena ada beberapa risiko yang membebaninya seperti angka inflasi. Pemerintah AS mengumumkan indeks harga konsumen kecuali komponen makanan dan energi naik 0,3 persen pada Januari.Harga perak turun 0,2 persen pada US$ 16,83 per ounce setelah mencapai level tertinggi lebih dari satu minggu di US$ 16,98.

Harga palladium meningkat 1,2 persen pada US$ 1.012,50 per ounce setelah mencapai puncak satu minggu sebesar US$ 1.020,90 per ounce.

Untuk harga platinum turun 0,06 persen ke angka US$ 995,99 per ounce, setelah mencapai US$ 1.007,10 per ounce, tertinggi dalam dua minggu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.