Sukses

Cara Kedai Kopi Legendaris Glodok Bertahan di Era Digital

Kedai Kopi Es Tak Kie juga telah masuk ke perkembangan digital dengan merilis situs Kopiestakkie.com.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan zaman yang ditandai dengan era digitalisasi telah banyak menelan korban, di mana banyak pelaku usaha yang harus menggulung tikar lantaran tidak bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman tersebut.

Namun begitu, salah satu kedai kopi legendaris di kawasan Gang Gloria, Glodok, Jakarta bernama Kopi Es Tak Kie, masih tetap utuh berdiri hingga sekarang sejak pertama kali muncul pada 1927.

Ayauw (67), pemilik yang juga merupakan generasi ketiga pengelola kedai mengatakan, cara terbaik untuk mempertahankan eksistensi tempatnya adalah dengan menjaga kualitas produk yang ditawarkan.

"Kita harus mempertahankan mutu. Kita mencari kopi yang benar-benar bagus agar seterusnya lancar, stabil," tukasnya ketika ditemui Liputan6.com di kawasan Glodok, Jakarta, seperti ditulis Sabtu (16/2/2018).

Dia lanjut mengatakan, eksistensi produk seperti kopi di pasaran itu bersifat musiman. "Ambil contoh roti yang sekarang banyak dicari orang, bikin banyak toko roti muncul jadinya. Kopi juga gitu," ujar dia.

Agar tetap bisa berdiri menghadapi arus kemajuan, Ayauw menyebutkan, Kopi Es Tak Kietak henti melakukan inovasi. "Saya pilih biji kopi tertentu, terus saya gabung macam-maca jenis biji kopi itu, dikreasikan," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Pengalaman

Selain memperhatikan sisi kualitas, Kedai Kopi Es Tak Kie juga telah masuk ke perkembangan digital dengan merilis situs Kopiestakkie.com.

Ayauw menjelaskan, situs itu dipegang oleh anak pertama dan ketiganya, yang mana mereka sebelumnya ogah meneruskan usaha ayahnya.

"Mereka yang urus website itu. Sekarang anak saya juga sudah mau ikut ngembangin penjualan kopi, kaya buka-buka outlet di pameran di mall gitu," kata dua.

Ayauw turut memberikan tips kepada orang yang baru membuka kedai kopinya untuk terus menimba ilmu dari pengalaman.

"Pengalaman itu penting, dan murah. Soalnya modal itu mahal, biji kopi mahal, sewa tempatnya mahal. Banyakin pengalaman saja," imbuhnya.

"Pokoknya aya tekankan (lagi), mutu dan kualitas kopi harus dijaga. Kalau enggak dijaga, habis," pungkas Ayauw.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.