Sukses

Pemegang Saham Tesla Makin Kaya, Elon Musk Baru Dapat Kompensasi

Manajemen Tesla Inc menyatakan, Chief Executive Officer (CEO) Elon Musk tak akan dapat kompensasi jika perusahaan itu tidak mencapai target.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Tesla Inc menyatakan, Chief Executive Officer (CEO) Elon Musk tak akan dapat kompensasi jika perusahaan itu tidak mencapai tonggak mengenai valuasi dan kinerja operasional.

Nilai pasar atau kapitalisasi pasar Tesla sekitar US$ 59 miliar saat ini. Angka valuasi itu bagian dari target nilai pasar atau kapitalisasi pasar yang mencapai US$ 650 miliar.

"Elon tidak akan menerima kompensasi yang dijamin dalam bentuk apapun. Tidak ada gaji, tidak ada bonus tunai dan ekuitas. Kompensasi diberikan hanya jika Tesla dan pemegang sahamnya mendapatkan kompensasi baik," tulis pernyataan perusahaan, seperti dikutip dari laman Fortune, Selasa (23/1/2018).

Adapun kompensasi pembayaran yang diberikan kepada Elon Musk merupakan program yang tujuan akhirnya mencatatkan kapitalisasi pasar atau nilai pasar Tesla mencapai US$ 650 miliar. Program tersebut sudah ditetapkan untuk Musk pada 2012.

Kompensasi dalam bentuk hibah opsi saham berjangka 10 tahun yang akan rampung dalam 12 tahap. Masing-masing hanya akan rampung jika satu atau dua tonggak tercapai. Salah satunya berdasarkan nilai pasar, dan kemudian berdasarkan pendapatan atau keuntungan.

Misalnya tahap pertama rampung, jika nilai pasar Tesla mencapai US$ 100 miliar. Dengan pendapatan yang diperoleh mencapai US$ 20 miliar dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi senilai US$ 1,5 miliar. Dengan 12 tahap, nilai pasar Tesla harus mencapai US$ 650 miliar. Musk menerima sekitar 1,68 juta saham atau 1 persen saham jika dia mencapai tonggak nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perusahaan Otomotif Elon Musk Bakal Goyah pada 2018?

Sebelumnya, Perusahaan otomotif Tesla milik miliarder Elon Musk ditakutkan akan goyah pada 2018 oleh para pengamat. Semakin banyaknya target produksi mobil Tesla yang harus dipenuhi berakibat pada tertekannya keuangan perusahaaan asal Sillicon Valley ini.

Setelah bertahun-tahun pamer akan teknik manufakturnya yang canggih, perusahaan otomotif ini harus diganjar kenyataan pahit saat harus mengejar produksi mobil non-mewah pertamanya, sedan Model 3 electric.

Janji Elon Musk yang akan memproduksi 5.000 unit pada akhir Desember tahun ini terealisasi jauh dari target. Dilansir dari USAToday.com, Kamis 28 Desember 2017, pada 2018 pun bakal jadi waktu yang menentukan bagi Tesla.

Pengamat menilai, tahun yang baru ini akan menentukan langkah Elon Musk selanjutnya. Apakah akan tetap mempertahankan posisi Tesla sebagai produsen utama mobil listrik atau justru mencari cara untuk menutupi kondisi finansial yang menyusut di kuartal tiga tahun 2017.

"Apakah tahun ini investor akan mengatakan 'cukup' ataukah mereka akan tetap memberi suntikan pendanaan bagi Tesla? Ini merupakan pertanyaan besar," ungkap analis Autotrader.com Michelle Krebs.

Meski 2018 ditakutkan bisa menjadi tahun yang riskan bagi Tesla, antusias dari investor amsih tinggi. Pada September lalu, Tesla mampu menyalip General Motors sebagai perusahaan otomotif paling bernilai di Amerika Serikat.

Nilai saham Tesla pernah meroket ke angka US$ 389,61 di Bulan September. Sebelum akhirnya menurun kembali 20 persen ke angka US$ 321.

Tesla kini memiliki nilai perusahaan sebesar US$ 53,3 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.