Sukses

Tertinggi Sepanjang Masa, IHSG Sentuh Level 6.635

Investor asing melakukan aksi beli Rp 951 miliar mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali cetak rekor.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak perkasa sepanjang Selasa pekan ini. IHSG bahkan mampu kembali cetak rekor tertinggi.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (23/1/2018), IHSG menguat 134,80 poin atau 2,07 ersen ke posisi 6.635,33. Indeks saham LQ45 menguat 2,76 persen ke posisi 1.132,18. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 198 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 157 saham melemah. 118 saham lainnya diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi di 6.635 dan terendah 6.537,07. Level IHSG kembali cetak rekor tertinggi sepanjang masa. Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG ditutup ke posisi 6.500.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 403.393 kali dengan volume perdagangan 9,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 951,15 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.320.

Secara sektoral, 10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham barang konsumsi naik 3,43 persen dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri dan manufaktur menanjak 2,87 persen dan sektor saham keuangan menguat 2,31 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham HRUM naik 15,93 persen ke posisi Rp 3.130, saham PGAS melonjak 8,91 persen ke posisi Rp 2.690 dan saham BBRI menanjak 7,40 persen ke posisi Rp 3.920 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham FINN melemah 7,87 persen ke posisi Rp 163, saham IKAI merosot 6,35 persen ke posisi Rp 118, dan saham IIKP susut 3,75 persen ke posisi Rp 308 per saham.

Bursa Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,66 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,38 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,29 persen, indeks saham Shanghai menguat 1,29 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,48 persen, dan indeks saham Taiwan naik 0,19 persen.

Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, penguatan IHSG didorong sentimen dari dalam negeri. Sejumlah sektor saham antara lain sektor tambang, konsumsi dan keuangan membantu mengangkat IHSG. Aditya mengatakan, sektor tambang terus menguat hingga catatkan kenaikan mencapai 21,10 persen secara year to date (ytd). Kenaikan sektor tambang itu didorong ada asumsi harga batu bara naik menjadi US$ 95 metrik ton dari perkiraan sebelumnya US$ 70 mt.

"Harga batu bara naik menguntungkan sektor tambang. Oleh karena itu, sektor tambang terus menguat," ujar Aditya saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, sektor keuangan dan konsumsi menguat juga mendorong IHSG ke zona hijau. Aditya menilai, antara sektor saham tambang, keuangan dan konsumsi saling bergantian untuk catatkan penguatan terbesar. "Hari ini saham PT HM Sampoerna Tbk menguat cukup besar. Ini masuk saham kapitalisasi besar sehingga berdampak terhadap pergerakan IHSG," kata Aditya.

Selain itu, ada potensi kenaikan peringkat investasi oleh lembaga pemeringkat internasional Moody's juga jadi katalis positif. "Rating Indonesia oleh Moodys diperkirakan naik pada kuartal II sehingga dorong investasi masuk ke Indonesia," kata Aditya.

Ia menuturkan, katalis positif lainnya berasal dari prediksi daya beli masyarakat akan posiitf pada 2018. Sedangkan dari eksternal, menurut Aditya, belum ada signifikan pengaruhi IHSG. Pada akhir pekan, ada rilis data ekonomi dari Amerika Serikat yang diperkirakan dapat pengaruhi pasar keuangan. Selain itu, prediksi pertumbuhan ekonomi China menjadi 6,8 persen-7 persen pada 2018 menjadi sentimen positif untuk IHSG.

"Hari ini ada pertemuan bank sentral Jepang soal suku bunga. Namun eksternal tak terlalu signifikan. Saat ini area dalam negeri," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Catat Rekor di Sesi I

Pada penutupan sesi pertama, Selasa (23/1/2018), IHSG naik 65,15 poin atau 1 persen ke posisi 6.565,68. Indeks saham LQ45 menguat 1,19 persen ke posisi 1.114,86. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 206 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 103 saham melemah. 123 saham lainnya diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi di 6.581,50 dan terendah 6.537,07.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 225.570 kali dengan volume perdagangan 7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,4 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 259,44 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.305.

Secara sektoral, 10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham tambang naik 1,74 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menanjak 1,59 persen dan sektor saham keuangan menguat 1,21 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham PGAS naik 7,29 persen ke posisi Rp 2.650, saham TRAM melonjak 5,51 persen ke posisi Rp 268 dan saham DOID menanjak 5,05 persen ke posisi Rp 1.040 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham HOKI melemah 2,87 persen ke posisi Rp 338, saham FINN merosot 2,82 persen ke posisi Rp 172, dan saham IIKP susut 2,5 persen ke posisi Rp 312 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat kecuali indeks saham Taiwan melemah 0,01 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,44 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 1,09 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,23 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,89 persen. Selain itu, indeks saham Singapura mendaki 0,47 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.